Jumat, 05 Juli 2013
Transkrip Taujih Presiden PKS Anis Matta
Graha Mandala Alam, Bandar Lampung
(Ahad, 30 Juni 2013)
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Ikhwan dan akhwat yang saya cintai khususnya para mas’ulin di DPW Lampung juga para undangan kita (Cawagub Bachtiar Basri, Bupati Tulang Bawang Hanan A Rozak, Plt Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad, ket). Saya bersyukur sekali pagi hari ini dapat bertemu antum semuanya. Ini adalah DPW ke22 yang saya kunjungi sejak saya menjadi Presiden PKS.
Saya memutuskan untuk berkeliling ke seluruh DPW, bertemu dengan kader sejak prahara yang menimpa partai kita ini hanya untuk meyakinkan diri saya sendiri prahara ini tidak mencabut senyum dari wajah antum semuanya [audiens: Allahu akbar!]
Saya ingin meyakinkan diri saya sendiri bahwa prahara ini tidak membuat kader-kader PKS kehilangan rasa percaya diri [Allahu akbar!]. Saya juga ingin meyakinkan diri saya sendiri bahwa prahara ini adalah kiriman Allah SWT untuk memicu dan membesarkan partai kita saat ini. Insyaallah. [Allahu akbar!]
Dan itulah yang saya temukan. Itulah yang saya temukan sepanjang saya berkeliling. Dan karena itu setiap kali saya ditanya apakah prahara ini akan meruntuhkan, menjatuhkan elektabilitas PKS? Saya jawab tidak. Itu tidak akan terjadi.
Kenapa itu tidak akan terjadi? Karena justru setelah kita mendapat prahara ini kita justru mendapat kemenangan-kemenangan besar. Bukan hanya di dua provinsi besar. Bukan hanya di Jawa Barat dan Sumatra Utara tapi juga kota kabupaten di berbagai tempat. Terakhir kemarin kemenangan di Kota Bandung dengan perolehan suara sebesar 45%.
Dan insyaAllah besok 1 Juli masih ada satu lagi pilkada gubernur di Maluku Utara. Dan insyaAllah mudah-mudahan kita juga akan memenangkan pilkada gubernur ini. Yang maju saudara kita, kader kita Ust Abdul Ghani Kasuba dulu Ketua DPW Maluku Utara, lalu anggota DPR RI, sekarang Wagub. Sekarang calon gubernur. Mudah-mudahan besok kita mendapat satu tambahan berita gembira.
Saudara-saudara sekalian,
Karena itu saya percaya bahwa Allah SWT menurunkan satu kaidah dalam kehidupan kita ini bahwa semua amal iman, semua amal aqidah, semua amal yang dimulai atas nama iman dan aqidah akan mempunyai satu sifat yang ditakdirkan Allah SWT yaitu sifat PERTUMBUHAN BERKESINAMBUNGAN.
Semua amal iman, semua amal aqidah pasti ditakdirkan Allah SWT terus bertumbuh dan tak berhenti bertumbuh. Gerakan dakwah ini adalah amal iman, adalah amal aqidah yang sudah kita mulai sejak lama bahkan sebelum kita mendirikan partai politik.
Maka Allah akan takdirkan gerakan ini terus bertumbuh tanpa henti. Kita percaya pada keyakinan ini bahwa tidak ada satu kekuatan di dunia ini termasuk di negeri ini yang bisa menghentikan laju gerakan dakwah ini insyaallah.
***
Saudara-saudara sekalian,
Kita sekarang ini memang menghadapi tantangan besar. Saya yakin antum juga merasakan bagaimana tantangan ini menekan perasaan kita semuanya. Tapi marilah kita persepsi tantangan ini dengan cara yang lain. Dalam persepktif iman. Kita kembali pada Al Quran kita kembali pada sejarah para nabi kita untuk mencari inspirasi tentang bagaimana mereka memandang tantangan-tantangan seperti ini.
Tantangan yang pertama kita hadapi tentu saja tantangan dari luar: dari para kompetitor kita. Dan saya kira antum tahu tantangan apa yang sedang kita hadapi ini. Tapi yang penting bagi kita bukanlah tantangan itu, yang penting adalah cara kita mempersepsi tantangan tsb.
Nah ikhwah sekalian,
Tidak pernah ada dalam sejarah nabi-nabi itu satu model kehidupan yang ringan. Tidak pernah ada hidup yang santai. Hidupnya selalu keras. Tapi mereka selalu santai dalam menghadapi tantangan yang keras itu. Tahu kenapa? Karena mereka percaya bahwa tidak ada satu peristiwa yang terjadi tanpa kehendak Allah SWT. Itu yang mereka percaya.
Bahkan ketika Nabi Yunus ada dalam perut ikan hiu. Apa yang bisa dilakukan orang dalam perut ikan hiu? Masih ada. Doa. Doa itu juga pekerjaan. Apa doa Nabi Yunus? Jadi Yunus cuma berdoa memuji Allah dan mengakui kesalahannya. Subhanaka inni kuntu minazh zholimiin. Itu yang terus diucapkan. Dan alhamdulillah ia dilepehkan oleh ikan hiu itu.
Kata orang Palestina pada orang Yahudi: silakan minum darah kami. Itu darah pahit..
Iman kepada takdir ini, satu dari 6 rukun iman, yang harus kita perbaharui lagi dalam diri kita semua. Memahami makna takbir yang kita ucapkan. Bahwa Allah Maha Besar dan semua yang lain itu kecil. Dan kita percaya bahwa apapun yang terjadi di bumi ini atas kehendak Allah SWT.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW, jika seluruh dunia ini berkumpul memberi manfaat tidak akan ada manfaat kecuali yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan sudah ditulis sebelumnya. Begitu juga tidak akan ada satu mudharat walau seluruh manusia berkumpul kecuali apa yang sudah ditetapkan Allah SWT. Dalam perspektif iman inilah seharusnya kita menghadapi, meyakini, mempersepsi dan melihat seluruh tantangan besar yang sedang kita hadapi.
Nah ikhwah sekalian,
Kalau kita ukur dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi dakwah terdahulu tidaklah terlalu besar. Tapi ini adalah sifat perjalanan dakwah yang tidak pernah sepi dengan tantangan. Bukan hanya sebelum berkuasa. Bahkan setelah berkuasa juga tantangan tak akan hilang. Lihat Turki. Erdogan bekerja keras 10 tahun meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengangkat nama Turki di dunia dan menciptakan kemajuan yang luar biasa. Tiap hari diganggu.
Mesir juga sama. Justru tantangan makin besar. Jadi ini sifat perjalanan ini. Maka kita harus menyiapkan diri, menyiapkan mental untuk jenis perjalanan yang seperti ini.
Jika kita kembali pada tantangan dari luar, serangan-serangan pada PKS ini, saya ingin menjelaskan satu kaidah. Bahwa dalam quran ayat konspirasi bukan hanya dihubungkan dengan takdir tapi juga yang bagus bahwa kerja konspirasi hanya dinisbatkan pada dua pihak. Pertama pada orang kafir, kedua pada Allah SWT. Tidak ada yang dinisbatkan kepada orang beriman.
Misalnya, Allah mengatakan wamakaru wama karallah. Mengapa bukan wamakaral mukminun. Supaya kita tahu kaidah ini.
Artinya konspirasi ini jangan dijawab dengan serangan yang sama. Dikembalikan ke langit, supaya kita punya waktu istirahat. Wamakaruu wamakarallah. Karena tidak ada perintah, ini barang kita kembalikan pada Allah SWT. KIta tidak diminta melakukan konspirasi yang sama. Biarlah Allah SWT yang mengurus orang-orang itu semua.
Antum masih mengingat kisah ashabul kahfi? Tujuh anak muda dikejar-kejar negara, jadi buron, lari sembunyi lalu apa takdir Allah pada mereka? Tidur. Ada perintah melawan? Tidak ada. Seakan-akan Allah ingin mengatakan ‘Hai anak muda, silakan kamu tidur, biar saya urus ini orang.’ Begitu mereka bangun, itu kerajaan sudah tidak ada. Mata uangpun sudah ganti.
Jadi perlawanan dengan tidur itu dahsyat sekali. Kenapa tidur itu dahsyat? Karena tidur itu menunjukkan kepasrahan. Hanya orang yang benar-benar pasrah, yang tenang jiwanya yang bisa tidur dengan nyenyak. Orang paranoid tidak bisa tidur, pasti insomnia.
Makanya kita diajarkan doa sebelum tidur. Ah, pasti antum tidak diajarkan Ustadz Komar (Komiruddin Imron, Ketua DSW Lampung, ket.) doa yang panjang. Bismika Allahumma ahya wa amuut. Hanya doa yang pendek.
Yang panjang itu kira-kira bunyinya begini: Allahumma inni aslamtu nafsi ilayk. Ya Allah kuserahkan jiwaku padaMu. Wa alja’tu zhohri ilayk. Dan kusandarkan punggungku padaMu. Wa fawadhtu amri ilayk. Dan kuserahkan semua urusanku padaMu. Laa malja’a. Tidak ada tempat pergi, tempat berlari. Walaa man jaminka. Tidak ada juga tempat berlindung dariMu. Illa ilayk. Kecuali hanya padaMu. Amantu bikitabikalladzii andzalt wa bi rosuulikalladzii arsalt. Aku beriman kepada kitab yang Kau turunkan dan Nabi yang Kau utus. Baru baca syahadat. Baru tidur.
Perhatikan. Jiwa kita serahkan. Punggung kita sandarkan. Perkara juga kita serahkan. Jadi jangan cuma jiwa kita serahkan tapi juga masalah. Insyaallah tidur kita nyenyak. Iman kepada takdir ini adalah kesadaran akan qudratullah.
Saya selalu mengulangi kisah ini. Tapi kisah ini luar biasa menginspirasi kita semua.
Dalam hati saya , saya merasakan pembukaan kisah ini seakan tampak di depan kita. Dalam Surat Al Qashas. Permulaan surat itu dimulai dengan sebuah statemen. Thoo siin miim. Tilka aayatul kitaabil mubiin …
Sesungguhnya Fir’aun telah melampaui batas di dunia ini. Dia pecah belah rakyatnya. Dia lemahkan sebagian kelompok dari rakyatnya sendiri. Dia sembelih anak laki-lakinya. Dan dia hidupkan anak-anak perempuan.
Firaun dikagetkan oleh mimpi tentang lahirnya seorang bayi laki-laki yang akan menjatuhkan kerajaannya. Menurut riwayat, jumlah anak laki-laki yang dibunuh 600 ribu. Penduduk Bandar Lampung berapa? 1 juta? Kalau Fir’aun hidup di Bandar Lampung bisa jadi 50% penduduk hilang.
Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang dizalimi, dilemahkan. Dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan Kami ingin menjadikan mereka pewaris di bumi. Dan kami tancapkan kekuasaan mereka di bumi ini. Lalu Kami perlihatkan kepada Firaun beserta Hamam dan tentara-tentaranya segala hal yang mereka takutkan.
Setelah membuat statemen ini, dimulailah kisah Nabi Musa. Kisah ini dimulai dengan sebuah permainan satu hari. Apa itu? Wa aw hayna ilaa ummi muusa.Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa. Coba bayangkan. Ada raja sedang mencari bayi laki-laki, yang sudah membunuh ratusan bayi. Di tengah pencarian bayi laki-laki itu, lahir Nabi Musa.
Waktu PKS lahir, rezim orde baru sudah tidak ada. Artinya waktu kita lahir itu hidup kita jauh lebih baik dari saat Nabi Musa as. Tapi saat Musa lahir sudah ada pencarian.
Lalu Kami wahyukan ibu musa ‘Susui bayi ini. Kalau kamu takut keselamatan bayi ini, buang ke sungai.’ Mana ada bayi dibuang di sungai. Ibu-ibu di sini tahu apa arti perintah ini. Bayi dibuang ke sungai. Tapi Allah ingin memperlihatkan sebuah drama yang diaturNya sendiri dengan caraNya sendiri.
Walaa takhoofii walaa tahzanii. Wahai ibunya Musa, kamu jangan takut dan tidak perlu sedih kalau bayi itu kamu buang ke sungai. Kami akan kembalikan bayi itu padamu dan akan kami angkat sebagai seorang Rasul. Perhatikan. Sebuah drama dimulai.
Dibuanglah Nabi Musa ke sungai. Entah bagaimana. bayi itu di dalam kotak. Saya sedang berimajinasi ya, bayi itu di dalam kotak sedang menari-nari tidak tahu dibawa sungai kemana tiba-tiba kotak itu masuk ke dalam istana. Sungai yang ada di pinggir istana. Waktu masuk ke istana, keluarga Firaun sedang mandi-mandi. Dipungutlah bayi itu oleh istri Firaun. Lihat. Semua ini seperti kebetulan padahal sesungguhnya ini adalah perencanaan.
Supaya bayi ini menjadi musuh bagi mereka dan menjadi sumber kesedihan. Sesungguhnya Fir’aun dan Hamam dan seluruh tentaranya benar-benar salah.
Begitu bayi ini dipungut istri Firaun ternyata ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu. Tidak pakai bertanya lagi kok bayi ini bisa ke sini ya? Logikanya tidak ada. Siapa yang membuat istri Fir’aun cinta pada bayi itu? Qurratu ‘aynin lii walak. Ini adalah sumber kegembiraanmu dan aku. Kenapa dia ga lapor Firaun, nih ada satu bayi lagi nih.
Tapi yang lebih penting adalah reaksi Firaun. Ketika istrinya berkata “Jangan bunuh dia. Karena bayi ini bisa bermanfaat bagi kita. Kita angkat menjadi anak.” Dan tiba-tiba Firaun dilembutkan hatinya. Tiba-tiba dia ingin tampil menjadi suami yang baik. Jadi usul istrinya diterima. Mungkin dia tidak cinta pada bayi itu tapi dia cinta pada istrinya. Raja bengis yang sudah membunuh ratusan ribu bayi.
Ini semua hanya tombol-tombol perasaan yang dipencet Allah SWT lalu semua berubah. Semua adalah takdir yang diciptakan Allah SWT. Tiba-tiba bayi Musa masuk daftar pengecualian. Padahal Musa tidak dicari. Ia menyerahkan dirinya pada orang yang ingin membunuhnya, sambil tersenyum.
Coba antum perhatikan ikhwah sekalian, ada dalam lingkaran istana, ibu Musa benar-benar cemas. Hatinya kosong, miris, takut, cemas. Hampir-hampir dia datang mengakui ini bayi saya. Tapi Kami kendalikan hatinya agar ia menjadi orang beriman. Lalu Kami ilhamkan ia mengutus saudara perempuan Musa. Kamu datang kepada mereka, sampaikan kepada mereka.
Dan kami haramkan seluruh susu wanita yang ada di istana yang cocok dengan bayi Nabi Musa. Maka berkatalah perempuan ini (saudara perempuan Nabi Musa), inginkah kalian kutunjukkan keluarga yang bisa menyusui bayi ini. Keluarga ini berkata, itulah yang kami cari-cari.
Jadi antum perhatikan. Tidak ada lagi yang bertanya atau berpkir kritis kenapa bayi ini bisa masuk istana. Semua larut dalam kasih sayang pada bayi ini dan cemas bayi ini tidak makan. Maka Kami kembalikan Musa pada ibunya. Begitu ibunya menyusui, Musa pun meminum air susu ibunya.
Kalau kita menyaksikan panorama pada hari itu, mungkin kita akan bilang, “Ih, Firaun PKS banget.” Coba antum perhatikan. Hanya ada satu tombol. Adakah lobi-lobi politik di situ? Tidak ada.
Sama dengan antum lihat kisah Nabi Yusuf yang sering saya ulangi. Mereka (saudara-saudara Nabi Yusuf) memutuskan membunuh nabi Yusuf tapi satu orang di antara mereka mengatakan jangan kita bunuh, buang saja ke tempat yang jauh. Nanti ada musafir yang lewat biar dia diambil. Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya mengatakan satu orang yang berkata itu adalah saudara tertua. Kelihatannya Ketua Majelis. Jangan bunuh.
Jadi antum perhatikan ikhwah sekalian, siapa yang merubah ide mereka dari bunuh menjadi buang. Bunuh, buang, bunuh, buang. Ini kan sama dengan keluar, tidak, keluar, tidak.
Begitu diswitch idenya dari bunuh menjadi buang, jarum sejarah berubah, arah sejarah berubah. Mereka pikir begitu Yusuf dibuang ke sumur, riwayat selesai. Mereka tunjukkan baju Yusuf kepada ayahnya, Yusuf dimakan serigala, dikasih darah sedikit. Nih. Mereka pikir riwayat Yusuf selesai.
Di dalam sumur itu Allah SWT memberikan wahyu kepada Yusuf. Antum perhatikan. Wa awhayna ilayhi, kami wahyukan kepada Yusuf di dalam sumur itu – sama dengan tadi ibu musa wa aw hayna ilaa ummi muusa …
Nanti kamu akan ceritakan ulang apa yang telah terjadi ini dan mereka tidak sadar.
Saya tanya antum semuanya. Dimana yusuf menceritakan ulang peristiwa itu pada saudara-saudaranya? (audience scream out loud): ISTANA!! Dimana? ISTANA! Coba ulangi sedikit? ISTANA! Yang besar.. ISTANA!!! Dimana? ISTANA! Dimana? ISTANA!!!
Mudah-mudahan kita akan menceritakan hal yang sama di tempat yang sama [takbir, big applause].
Jadi ikhwah sekalian. Orang pikir itu peristiwa, riwayat Yusuf selesai. Begitu dibuang ke sumur, saudara-saudaranya pulang, ada musafir lewat. Begitu dia mau ambil air, yang keluar anak muda. Dan mereka pikir mereka tidak perlu anak muda ini. Akhirnya dibawa ke kota untuk dijual. Tahu-tahu yang beli orang istana. Masuklah dia ke dalam istana.
Jadi alam raya ini dikendalikan Allah SWT. Oleh karena itu Allah katakan di akhir Surat Yaasin, dan saya minta seluruh kader banyak-banyak membaca surat Al Baqarah, Yaasin, Ash-Shofat, Al Waaqiah, Al Mulk, Al Ikhlas dan al mauizhatayn.
Bagaimana akhir dari Surat Yaasin? Innamaa amruhu idzaa araada syay-an an yaquula lahu kun fayakuun. Fasubhaanlladzii biyadihi malakuutu kulli syay-in wa-ilayhi turja’uun. Kelihatannya antum rajin baca ini surat. Kira-kira berapa hari Nabi Yusuf dalam sumur itu. Yang ini pulang, yang itu datang. Ini kan masalah jadwal. Dan jadwalnya ada di Allah SWT. Dan sebuah sejarah selesai.
Ini dikisahkan untuk menunjukkan kepada kita semua peristiwa sejarah ini ada dalam genggaman Allah SWT. Karena itu ikhwah sekalian, begitu kita menghadapi tantangan yang besar seperti sekarang ini kita persepsi dulu ini semua dalam kehendak Allah SWT.
Dan kedua, kita hanya disuruh Allah SWT untuk mengembalikan serangan bukan kepada musuh tapi kepada Allah SWT. Nah, kita tidur kan. Kita rehat.
Kalau kita mengembalikan kepada Allah SWT, itu jugalah yang menjelaskan mengapa dalam Islam itu Allah mengatakan idfa’ billati hiya ahsan. Balaslah sesuatu dengan sesuatu yang lebih baik. Kita tahu orang ini berkonspirasi kepada kita. Nanti kita berkuasa apakah kita akan balas dendam kepada mereka? [TIDAAK!}
Kita ini adalah pembawa api cinta dalam kehidupan manusia.
Kita tidak lawan itu karena kita juga cinta pada orang-orang yang melakukan konspirasi itu kepada kita. Nanti suatu waktu kita berkuasa kita tidak akan membalas orang-orang yang sudah melakukan konspirasi itu kepada kita.
Kita hanya akan bercerita seperti Nabi Yusuf bercerita kepada saudara-saudaranya. Hanya cerita-cerita. Tidak ada balas dendam. Hanya cerita buat memori. Iya kan? Supaya semua orang tahu bahwa kita ini sekali lagi adalah pembawa api cinta dalam kehidupan manusia.
Dakwah ini ikhwah sekalian, adalah cinta. Kita datang untuk menyelamatkan orang. Kita datang untuk membawa orang ke jalan kebenaran. Boleh jadi orang menyerang kita karena tidak memahami siapa kita. Dan karena itu perlu waktu bagi mereka untuk memahami.
Bahkan ketika Nabi Yusuf melakukan siasat kepada saudara-saudaranya memasukkan timbangan ke dalam karung. Ia sedang membuat permainan cinta. Dimasukkan supaya kamu balik lagi membawa saudaranya yang bernama Benyamin. Begitulah Yusuf memulai sebuah cerita. Setelah itu bapaknya disuruh datang. Setelah itu barulah ia cerita semuanya.
Siasat Yusuf itu adalah siasat cinta. Politik Yusuf juga adalah politik cinta. Ia tidak mau menyusahkan saudaranya. Ia membuat politik menjadi sebuah game. Sebuah permainan yang lucu, yang menarik.
Ia katakan. Saya bersyukur kepadaMu yang telah mempertemukan aku dengan saudara-saudaraku ini setelah Engkau Ya Allah mencabut apa-apa yang telah dilakukan syaitan, yang telah mempertengkarkan aku dengan saudara-saudaraku ini.
Tapi antum perhatikan, dalam ayat itu Yusuf akhirnya mengatakan. Inna Robbi lathiifun liman ya syaa. Sesungguhnya Tuhanku jika ada maunya Dia mencapainya dengan cara yang sangat lembut. Tuhan kalau ada maunya, ia memberlakukan takdirnya dengan cara yang sangat halus. Orang tidak tahu. Dan kita tidak tahu apa yang kehendak Allah semuanya selain dari apa yang kita percaya bahwa amal iman itu Allah takdirkan untuk terus bertumbuh.
Dan boleh jadi Allah SWT memberikan kita musibah ini hanya untuk menguatkan kita dan memicu kita untuk terbang lebih tinggi insyaallah.
***
Nah, ikhwah sekalian,
Kalau kita sudah tahu cara menghadapi tantangan dari luar tadi, maka kita harus siap menghadapi tantangan kedua yaitu tantangan dari pemilih. Pemilih ini ikhwah sekalian, selama 3 tahun terakhir dan saya kira bahkan selama 15 tahun terakhir selama masa reformasi menyaksikan politik yang gaduh. Penuh dengan konflik dan tidak menarik.
Tadi malam saya ngobrol dengan anak-anak muda Slankers sama komunitas mobil, ya. Vespa dst. Saya tanya beberapa orang di antara mereka itu. Apa yang Anda rasakan kalau Anda menonton debat-debat di tivi itu? Dia bilang “Bingung. Ga tau apa itu.”
Jadi orang-orang ini tiap hari menonton peristiwa-peristiwa di tivi yang membuat mereka semakin benci kepada politik. Tidak suka kepada partai politik. Dan tidak suka juga kepada politisi. Tidak percaya kepada semua. Alah, semua sama saja. Termasuk PKS. Sama saja! Ternyata semua suka uang. Suka wanita.
Dan ikhwah sekalian, ini ada gelombang ketidakpercayaan terhadap partai-partai politik. Inilah yang disebut deparpolisasi. Saya men-trace, mengikuti semua survei yang ada, jika boleh mengambil kesimpulan, angka undecided, orang yang belum memilih lebih dari 30%.
Tapi angka orang yang sudah memilih dan masih akan berubah lebih dari 50% daripada yang sudah memilih. Artinya, total orang yang belum punya piihan yang fix bisa 60—70%. Orang-orang tidak percaya kepada partai politik. Jadi nanti mereka akan memilih di akhir, kalau toh mereka mau.
Dan inilah tantangan kita sekarang ini ikhwah sekalian.
Sampai-sampai ada anekdot yang sering saya ceritakan juga berulang-ulang. Ada seorang gadis yang sudah menikah 3 kali tapi masih perawan. Suatu waktu dia konsultasi ke dokter.
Dokter bertanya bagaimana bisa tetap perawan. Suaminya yang pertama ternyata impoten sehingga malam pertama dan malam-malam selanjutnya tak terjadi apa-apa. Lalu kami bercerai. Suami kedua seorang gay. Seorang homoseks. Lebih suka laki-laki daripada perempuan. Jadi malam itu tidak terjadi apa-apa. Malam selanjutnya, malam selanjutnya tidak terjadi apa-apa. Akhirnya kami bercerai.
Suami kamu yang ketiga apa? Kata perempuan ini, suami saya yang ketiga politisi. Dokter bertanya, tidak impoten kan? Oh, tidak. Juga bukan gay kan? Bukan. Jadi tidak impoten, bukan gay, lalu apa masalahnya? Masalahnya adalah dia cuma janji-janji tapi tidak pernah datang. (LOL LOL).
Jadi itu anekdot yang dibuat orang betapa tidakpercayanya orang kepada politisi.
Nah, ikhwah sekalian, kalau orang tidak percaya kepada kata jangan bikin janji. Orang kita kasih janji dia tidak akan percaya. Iya kan? Jadi kita tidak perlu banyak janji-janji sekarang. Sekarang kalau orang tidak percaya pada kata-kata, kita masih punya sorot mata. Andalkan sorot mata.
Bagaimana caranya ikhwah sekalian? Caranya dengan silaturahim. Turunlah pada seluruh kelompok masyarakat tanpa kecuali. Jangan ada sekat antara antum dengan masyarakat ini. Turun dan temui mereka semuanya. Dan jangan antum pikir antum akan mudah menemui orang di mesjid. Di mesjid tidak banyak orang sekarang.
Dimana ada kerumunan, di situ antum datang. Di warung-warung kopi, di semua tempat orang berkumpul, datang. Temui mereka. Beri salam. Afsyus salaam. Tebarkan salam. Wa ath’imuth tho-am. Dan berikan makan. Nah ini maksudnya mentraktir. Jadi mentarktir orang itu tradisi Nabi. Itu tradisi Nabi kalau kita bawa ke dalam politik, insyaAllah top hasilnya.
Wasilul arham. Dan sambung tali silaturahim. Jadi saya bilang ke ikhwah-ikhwah di DPTW semalam, kantor antum sekarang bukan lagi DPW tapi rumah warga, warung-warung kopi, tempat orang ngumpul. Di situ kantor antum sekarang. Kantor DPW nanti buat logistik, menyiapkan bendera buat sebelum dipasang.
Tapi antum semuanya sekarang jangan ada di situ. Turun. Kantor saya sekarang juga bukan di DPP. Di jalanan. Semua. Dan saya bilang ikhwah sekalian, kita bikin peraturan, sejak saya jalan jangan ada naik kelas bisnis. Kita naik kelas ekonomi semuanya. Tanpa kecuali. Supaya kita bertemu dengan orang.
Pertama kali prahara ini terjadi saya katakan kepada ikhwah, ayo kita masuk ke bandara pake baju PKS. Jangan ke longue. Kita ke waiting room. Ga usah ngomong-ngomong. Kita diam saja berdiri begitu. Pelan-pelan orang berbisik. Itu PKS. Itu PKS. Lama-lama orang datang minta foto bareng. Nah.
Jadi ikhwah sekalian, kita perlu mencairkan politik ini menjadi sesuatu yang benar-benar punya rakyat. Sebenarnya masyarakat Sumatra secara umum, kemarin saya juga mengatakan ini mungkin khusus di Sumatra Utara, Sumatra Barat, kalangan masyarakat Sumatra bahwa pada dasarnya politik itu bukan di DPRD, bukan di kantor gubernur tapi di warung-warung kopi.
Dan politik itu sebenarnya apa sih? Itu kehidupan kita sehari-hari. Negara ini hanya sebuah organisasi sosialyang diperlukan oleh manusia untuk mengatur dirinya sendiri. Itu organisasi. Sama dengan rumah tangga, sama dengan yayasan, sama dengan sekolah, sama dengan perusahaan. Bedanya cuma skala. Skala negara lebih besar daripada organisasi rumahtangga, yayasan, sekolah, dan perusahaan. Itu saja.
Dan inti dari negara adalah manusia.
Jadi kalau orang di Jakarta buat keputusan menaikkan harga BBM, orang di daerah bisa bicara. Mereka bicara, mempertanyakan neraca rumah tangga mereka. Kalau BBM naik, ongkos angkot naik mereka masih bisa bayar ga? Kan itu yang dibicarakan orang. Itulah sebabnya kita harus turun dan mendengar dari masyarakat, ikhwah sekalian.
Dan di dalm survei saya menemukan hal yang aneh. Orang-orang di luar sana punya persepsi terhadap PKS ini sebagai partai yang tidak mau bergaul. Bahkan ada yang mengatakan ini islamnya beda. Saya ke lapangan, saya cek pantas juga orang mengatakan begitu.
Saya ke Demak, orang-orang mengatakan bahwa PKS tidak akan dapat suara salah satunya karena anti tahlil dan anti ziarah kubur. Jadi saya pergi ziarah ke makam Sunan Kalijaga juga ke Raden Patah. Waktu berkunjung ke sana saya diantar oleh DPD. Sekretaris DPD saya tanya, antum sudah pernah kesini ga sebelumnya? Belum pernah, Ustadz. Pantas orang bilang begitu.
Kita ini orang-orang soleh jam 9 malam sudah tidur. Tidak gaul. Setelah itu kita cuma bergaul dengan orang-orang masjid. Padahal coba antum perhatikan apa yang dilakukan Nabi-nabi seperti dalam Al Quran. Mereka makan, mereka minum. Apa lagi? Wa yamsyuna bil aswaq. Mereka juga jalan-jalan di pasar. Masalahnya PKS, kita ke pasar ga ada orang PKS di pasar. Iya kan? Nah, sekarang kita ingin semua tempat yang tidak ada kader PKS ini dipenuhi oleh kader PKS.
Di Election Update yang kemarin kita buat satu konsep yang disebut pacarita. Ini pake bahasa Makassar. yaitu tukang cerita. Story teller.
Jadi bentuklah tim sekarang ini, bikin daftar warung kopi tempat orang-orang kumpul. Bentuk tim, serbu tempat-tempat itu semuanya, bikin daftar ngopi dimana setiap hari, ngobrol dengan orang-orang di situ. Cerita-cerita. Cerita aja terus.
Nanti kalau sudah ada caleg. DCT sudah ditetapkan nanti, tukang cerita kerjanya memoles itu caleg. Dipoles-dipoles sampai mengkilap. Saya punya jago beda bos dengan yang lain, nih. Nah, begitu calegnya datang, orang sudah punya persepsi sebelumnya. Apalagi Lampung ini targetnya tumbuhnya 100%. Dari 2 kursi jadi 4 kursi. Dan yang kita pertaruhkan ini Ketua DPW. Ini tidak boleh gagal.
Jadi ikhwah sekalian. Ini yg harus kita lakukan. Turun. Dulu antum kenal yang namanya Babinsa, tentara yang ada di kampung-kampung itu. Nah sekarang bikin tim Babinsa itu. Kerjanya nongkrong-nongkrong dengan masyarakat. Malam-malam. Kalau orang pake sarung, pake sarung juga. Jangan pakaian yang beda dengan mereka. Tidak perlu pake baju PKS. Yang penting ada nomor 3-nya.
Jadi kalau orang pake sarung antum pake sarung. Mereka begadang, antum ikut begadang. Kali ini ikhwah sekalian, begadang ada perlunya. Begadang sekarang pekerjaan. Bukan untuk buang waktu tapi ini pekerjaan. Bawa teh panas, kopi Lampung, pisang goreng dst. Ngobrol dengan mereka. Ongkosnya murah kan? Datanglah. Bergaul sesama mereka.
Saya miris ikhwah sekalian, beberapa waktu yang lalu kita mengumpulkan tokoh ormas se-Jawa Barat. Rata-rata mereka punya satu protes diwakili satu orang. “Bapak Presiden PKS, saya mau menyampaikan satu kritik kepada PKS. Selama ini orang-orang tidak berani menyampaikan ini tapi saya mau menyampaikan mumpung Bapak ada di sini. PKS ini terlalu PKS sentris. Hanya mau bergaul dengan sesama orang PKS dan ga mau bergaul dengan yang lain. Pesantren saya tidak pernah dikunjungi orang-orang PKS.”
Saya bilang, semua yang anda katakan ini benar. Saya terima. Nanti saya bicarakan dengan teman-teman di sini. Saya tidak membela diri. Itu ada benarnya. Kita ini memang kurang gaul.
Gaulnya cuma sama orang baik-baik karena bergaul sama orang baik itu tidak banyak masalahnya. Iya kan? Apalagi kalo di masjid. Di masjid tidak ada kursi yang diperebutkan. Tafadhol, antum di depan. Damai.
Tapi ikhwah sekalian, kita mau merubah tradisi ini, harus merubah budaya ini. Kita harus menunjukkan kepada masyarakat PKS yang terbuka. PKS yang gaul. Karena islam yang kita bawa adalah islam yang penuh kedamaian, islam yang penuh toleransi. Islam yang terbuka, islam yang moderat. Itulah islam yang kita bawa. Islam yang seperti kata rasulullah afsyus salam, wa ath’ imuth thoam, wawasiul arham, washollu wannasu qiyam. Qiyamul lailnya nanti belakangan. Itu kan hadits gaul.
Tebarkan salam, traktir orang makan, sambung silaturahim. Orang islam itu harus gaul. Ini saja yang kita terapkan. Jadi tidak perlu ada teori. Kalau kita sewa tujuh konsultan politik, saya yakin kesimpulannya sama. Bilang pada PKS supaya lebih gaul lagi.
Orang perlu memandang bahwa kita ini bagian dari mereka dan kita penyambung lidah mereka. Itu yang seharusnya dirasakan orang tentang kita. Kita turun pada mereka dan saat turun, jangan suruh, jangan larang. Turun saja, gaul.
Tadi malam waktu kita ketemu dengan Slankers itu ada teman istri yang seorang pendeta. Romo Krisna. Kita bawa ikut juga ke sana. Saya katakan saya sedang mendorong semua kader PKS untuk bergaul dengan semua lapisan masyarakat tanpa kecuali.
Saya katakan juga bahwa saya pernah diundang Persatuan Gereja Indonesia untuk ceramah di depan para pendeta semuanya. Kemarin kita di London 2011 mengadakan suatu seminar oleh ikhwah di London yang temanya Dialog Peradaban. Tahun 2012 kita bikin lagi di Belanda, temanya sama. Juga tentang Dialog Peradaban.
Kita sedang mendorong keterbukaan seperti ini supaya kita mendorong bahwa walau kita berbeda agama namun kita bisa tetap hidup damai. Begitu pulang, Romo ini BBM, saya dukung 100% PKS yang seperti ini. Sebab memang yang seperti ini yang dinantikan oleh orang.
Ikhwah sekalian. Orang memandang antum semua sebagai kumpulan orang baik-baik. Cuma jauh dari mereka, begitu. Iya kan? Cuma jauh dari mereka. Pengakuan antum itu orang baik, insyaaLLah walau ada kasus ini, tidak akan berubah persepsi orang. Tidak akan berubah.
Penting juga bagi kita untuk tahu. Jika kita kirim 100 prajurit ke medan tempur, ada yang gugur 1 orang , lalu pulang 99, itu menang atau kalah? Menanglah. Kalau kita kirim 100, pulang 25. 75 tewas. Itu menang atau kalah? Kalah kalau begitu kan. Tapi kalau kita kirim 100, pulang 100, tidak ada luka tidak ada debu di wajahnya. Itu tidak sampai namanya kan? Dia tidak sampai ke sana.
Jadi ikhwah sekalian,
Kita ini turun bergaul dengan masyarakat otomatis kita kena debunya. Tidak mungkin tidak. Kita pergi perang, bunuh orang. Darah orang itu juga ciprat ke kita. Tapi itulah yang disebut Rasulullah SAW bahwa Allah lebih mencintai orang mukmin yang bergaul dengan masyarakat dan bersabar atas gangguan-gangguan mereka.
Daripada orang mukmin yang tidak bergaul dan tidak sabar dengan gangguan-gangguan orang itu. Antum turun, jadwal tidur terganggu. Orang ngomong kasar, antum terganggu. Antum turun orang merokok. Pasti terganggu. Banyak pasti gangguannya. Tapi sabar saja. Mudah-mudahan itu dicatat sebagai pahala bagi kita semuanya.
Insyaallah dengan cara seperti ini kita yakin kita akan memenangkan Pemilu 2014 yang akan datang. Insyaallah. Apalagi antum semuanya muda-muda, ganteng-ganteng, dst. Datang kepada orang dengan wajah yang segar seperti itu orang juga senang kok.
Orang melihat wajah soleh ada di sekitarnya, orang senang. Ini yang tadi disebut Ketua DPW, datang dan tebarkan aura cinta kepada orang-orang itu semuanya.
Nah ikhwah sekalian, kalo kita mau pemilu nanti kita tidak perlu menungggu hasil survei untuk meyakinkan diri kita apakah kita akan menang atau kalah. Kita bisa tahu apakah kita menang atau kalah dengan sering-sering meraba hati kita semuanya.
Coba antum pegang semua dada antum sekarang. Saya mau tanya. Pegang dadanya. Allah SWT menyebutkan kata sakinah di dalam Quran sebanyak 6 kali. Semua kata sakinah ini berhubungan dengan peperangan. Kalau ada sakinah sebelum peperangan itu artinya kita akan menang.
Sakinah itu artinya kemantapan hati.
Saya mau tanya antum semuanya. Pegang dadanya. Mantap ngga menang di 2014 yang akan datang? [MANTAP!] Di sini mantap? [MANTAP!] ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR!
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Transkrip Taujih Presiden PKS Anis Matta
Graha Mandala Alam, Bandar Lampung
(Ahad, 30 Juni 2013)
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Ikhwan dan akhwat yang saya cintai khususnya para mas’ulin di DPW Lampung juga para undangan kita (Cawagub Bachtiar Basri, Bupati Tulang Bawang Hanan A Rozak, Plt Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad, ket). Saya bersyukur sekali pagi hari ini dapat bertemu antum semuanya. Ini adalah DPW ke22 yang saya kunjungi sejak saya menjadi Presiden PKS.
Saya memutuskan untuk berkeliling ke seluruh DPW, bertemu dengan kader sejak prahara yang menimpa partai kita ini hanya untuk meyakinkan diri saya sendiri prahara ini tidak mencabut senyum dari wajah antum semuanya [audiens: Allahu akbar!]
Saya ingin meyakinkan diri saya sendiri bahwa prahara ini tidak membuat kader-kader PKS kehilangan rasa percaya diri [Allahu akbar!]. Saya juga ingin meyakinkan diri saya sendiri bahwa prahara ini adalah kiriman Allah SWT untuk memicu dan membesarkan partai kita saat ini. Insyaallah. [Allahu akbar!]
Dan itulah yang saya temukan. Itulah yang saya temukan sepanjang saya berkeliling. Dan karena itu setiap kali saya ditanya apakah prahara ini akan meruntuhkan, menjatuhkan elektabilitas PKS? Saya jawab tidak. Itu tidak akan terjadi.
Kenapa itu tidak akan terjadi? Karena justru setelah kita mendapat prahara ini kita justru mendapat kemenangan-kemenangan besar. Bukan hanya di dua provinsi besar. Bukan hanya di Jawa Barat dan Sumatra Utara tapi juga kota kabupaten di berbagai tempat. Terakhir kemarin kemenangan di Kota Bandung dengan perolehan suara sebesar 45%.
Dan insyaAllah besok 1 Juli masih ada satu lagi pilkada gubernur di Maluku Utara. Dan insyaAllah mudah-mudahan kita juga akan memenangkan pilkada gubernur ini. Yang maju saudara kita, kader kita Ust Abdul Ghani Kasuba dulu Ketua DPW Maluku Utara, lalu anggota DPR RI, sekarang Wagub. Sekarang calon gubernur. Mudah-mudahan besok kita mendapat satu tambahan berita gembira.
Saudara-saudara sekalian,
Karena itu saya percaya bahwa Allah SWT menurunkan satu kaidah dalam kehidupan kita ini bahwa semua amal iman, semua amal aqidah, semua amal yang dimulai atas nama iman dan aqidah akan mempunyai satu sifat yang ditakdirkan Allah SWT yaitu sifat PERTUMBUHAN BERKESINAMBUNGAN.
Semua amal iman, semua amal aqidah pasti ditakdirkan Allah SWT terus bertumbuh dan tak berhenti bertumbuh. Gerakan dakwah ini adalah amal iman, adalah amal aqidah yang sudah kita mulai sejak lama bahkan sebelum kita mendirikan partai politik.
Maka Allah akan takdirkan gerakan ini terus bertumbuh tanpa henti. Kita percaya pada keyakinan ini bahwa tidak ada satu kekuatan di dunia ini termasuk di negeri ini yang bisa menghentikan laju gerakan dakwah ini insyaallah.
***
Saudara-saudara sekalian,
Kita sekarang ini memang menghadapi tantangan besar. Saya yakin antum juga merasakan bagaimana tantangan ini menekan perasaan kita semuanya. Tapi marilah kita persepsi tantangan ini dengan cara yang lain. Dalam persepktif iman. Kita kembali pada Al Quran kita kembali pada sejarah para nabi kita untuk mencari inspirasi tentang bagaimana mereka memandang tantangan-tantangan seperti ini.
Tantangan yang pertama kita hadapi tentu saja tantangan dari luar: dari para kompetitor kita. Dan saya kira antum tahu tantangan apa yang sedang kita hadapi ini. Tapi yang penting bagi kita bukanlah tantangan itu, yang penting adalah cara kita mempersepsi tantangan tsb.
Nah ikhwah sekalian,
Tidak pernah ada dalam sejarah nabi-nabi itu satu model kehidupan yang ringan. Tidak pernah ada hidup yang santai. Hidupnya selalu keras. Tapi mereka selalu santai dalam menghadapi tantangan yang keras itu. Tahu kenapa? Karena mereka percaya bahwa tidak ada satu peristiwa yang terjadi tanpa kehendak Allah SWT. Itu yang mereka percaya.
Bahkan ketika Nabi Yunus ada dalam perut ikan hiu. Apa yang bisa dilakukan orang dalam perut ikan hiu? Masih ada. Doa. Doa itu juga pekerjaan. Apa doa Nabi Yunus? Jadi Yunus cuma berdoa memuji Allah dan mengakui kesalahannya. Subhanaka inni kuntu minazh zholimiin. Itu yang terus diucapkan. Dan alhamdulillah ia dilepehkan oleh ikan hiu itu.
Kata orang Palestina pada orang Yahudi: silakan minum darah kami. Itu darah pahit..
Iman kepada takdir ini, satu dari 6 rukun iman, yang harus kita perbaharui lagi dalam diri kita semua. Memahami makna takbir yang kita ucapkan. Bahwa Allah Maha Besar dan semua yang lain itu kecil. Dan kita percaya bahwa apapun yang terjadi di bumi ini atas kehendak Allah SWT.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW, jika seluruh dunia ini berkumpul memberi manfaat tidak akan ada manfaat kecuali yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan sudah ditulis sebelumnya. Begitu juga tidak akan ada satu mudharat walau seluruh manusia berkumpul kecuali apa yang sudah ditetapkan Allah SWT. Dalam perspektif iman inilah seharusnya kita menghadapi, meyakini, mempersepsi dan melihat seluruh tantangan besar yang sedang kita hadapi.
Nah ikhwah sekalian,
Kalau kita ukur dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi dakwah terdahulu tidaklah terlalu besar. Tapi ini adalah sifat perjalanan dakwah yang tidak pernah sepi dengan tantangan. Bukan hanya sebelum berkuasa. Bahkan setelah berkuasa juga tantangan tak akan hilang. Lihat Turki. Erdogan bekerja keras 10 tahun meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengangkat nama Turki di dunia dan menciptakan kemajuan yang luar biasa. Tiap hari diganggu.
Mesir juga sama. Justru tantangan makin besar. Jadi ini sifat perjalanan ini. Maka kita harus menyiapkan diri, menyiapkan mental untuk jenis perjalanan yang seperti ini.
Jika kita kembali pada tantangan dari luar, serangan-serangan pada PKS ini, saya ingin menjelaskan satu kaidah. Bahwa dalam quran ayat konspirasi bukan hanya dihubungkan dengan takdir tapi juga yang bagus bahwa kerja konspirasi hanya dinisbatkan pada dua pihak. Pertama pada orang kafir, kedua pada Allah SWT. Tidak ada yang dinisbatkan kepada orang beriman.
Misalnya, Allah mengatakan wamakaru wama karallah. Mengapa bukan wamakaral mukminun. Supaya kita tahu kaidah ini.
Artinya konspirasi ini jangan dijawab dengan serangan yang sama. Dikembalikan ke langit, supaya kita punya waktu istirahat. Wamakaruu wamakarallah. Karena tidak ada perintah, ini barang kita kembalikan pada Allah SWT. KIta tidak diminta melakukan konspirasi yang sama. Biarlah Allah SWT yang mengurus orang-orang itu semua.
Antum masih mengingat kisah ashabul kahfi? Tujuh anak muda dikejar-kejar negara, jadi buron, lari sembunyi lalu apa takdir Allah pada mereka? Tidur. Ada perintah melawan? Tidak ada. Seakan-akan Allah ingin mengatakan ‘Hai anak muda, silakan kamu tidur, biar saya urus ini orang.’ Begitu mereka bangun, itu kerajaan sudah tidak ada. Mata uangpun sudah ganti.
Jadi perlawanan dengan tidur itu dahsyat sekali. Kenapa tidur itu dahsyat? Karena tidur itu menunjukkan kepasrahan. Hanya orang yang benar-benar pasrah, yang tenang jiwanya yang bisa tidur dengan nyenyak. Orang paranoid tidak bisa tidur, pasti insomnia.
Makanya kita diajarkan doa sebelum tidur. Ah, pasti antum tidak diajarkan Ustadz Komar (Komiruddin Imron, Ketua DSW Lampung, ket.) doa yang panjang. Bismika Allahumma ahya wa amuut. Hanya doa yang pendek.
Yang panjang itu kira-kira bunyinya begini: Allahumma inni aslamtu nafsi ilayk. Ya Allah kuserahkan jiwaku padaMu. Wa alja’tu zhohri ilayk. Dan kusandarkan punggungku padaMu. Wa fawadhtu amri ilayk. Dan kuserahkan semua urusanku padaMu. Laa malja’a. Tidak ada tempat pergi, tempat berlari. Walaa man jaminka. Tidak ada juga tempat berlindung dariMu. Illa ilayk. Kecuali hanya padaMu. Amantu bikitabikalladzii andzalt wa bi rosuulikalladzii arsalt. Aku beriman kepada kitab yang Kau turunkan dan Nabi yang Kau utus. Baru baca syahadat. Baru tidur.
Perhatikan. Jiwa kita serahkan. Punggung kita sandarkan. Perkara juga kita serahkan. Jadi jangan cuma jiwa kita serahkan tapi juga masalah. Insyaallah tidur kita nyenyak. Iman kepada takdir ini adalah kesadaran akan qudratullah.
Saya selalu mengulangi kisah ini. Tapi kisah ini luar biasa menginspirasi kita semua.
Dalam hati saya , saya merasakan pembukaan kisah ini seakan tampak di depan kita. Dalam Surat Al Qashas. Permulaan surat itu dimulai dengan sebuah statemen. Thoo siin miim. Tilka aayatul kitaabil mubiin …
Sesungguhnya Fir’aun telah melampaui batas di dunia ini. Dia pecah belah rakyatnya. Dia lemahkan sebagian kelompok dari rakyatnya sendiri. Dia sembelih anak laki-lakinya. Dan dia hidupkan anak-anak perempuan.
Firaun dikagetkan oleh mimpi tentang lahirnya seorang bayi laki-laki yang akan menjatuhkan kerajaannya. Menurut riwayat, jumlah anak laki-laki yang dibunuh 600 ribu. Penduduk Bandar Lampung berapa? 1 juta? Kalau Fir’aun hidup di Bandar Lampung bisa jadi 50% penduduk hilang.
Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang dizalimi, dilemahkan. Dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan Kami ingin menjadikan mereka pewaris di bumi. Dan kami tancapkan kekuasaan mereka di bumi ini. Lalu Kami perlihatkan kepada Firaun beserta Hamam dan tentara-tentaranya segala hal yang mereka takutkan.
Setelah membuat statemen ini, dimulailah kisah Nabi Musa. Kisah ini dimulai dengan sebuah permainan satu hari. Apa itu? Wa aw hayna ilaa ummi muusa.Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa. Coba bayangkan. Ada raja sedang mencari bayi laki-laki, yang sudah membunuh ratusan bayi. Di tengah pencarian bayi laki-laki itu, lahir Nabi Musa.
Waktu PKS lahir, rezim orde baru sudah tidak ada. Artinya waktu kita lahir itu hidup kita jauh lebih baik dari saat Nabi Musa as. Tapi saat Musa lahir sudah ada pencarian.
Lalu Kami wahyukan ibu musa ‘Susui bayi ini. Kalau kamu takut keselamatan bayi ini, buang ke sungai.’ Mana ada bayi dibuang di sungai. Ibu-ibu di sini tahu apa arti perintah ini. Bayi dibuang ke sungai. Tapi Allah ingin memperlihatkan sebuah drama yang diaturNya sendiri dengan caraNya sendiri.
Walaa takhoofii walaa tahzanii. Wahai ibunya Musa, kamu jangan takut dan tidak perlu sedih kalau bayi itu kamu buang ke sungai. Kami akan kembalikan bayi itu padamu dan akan kami angkat sebagai seorang Rasul. Perhatikan. Sebuah drama dimulai.
Dibuanglah Nabi Musa ke sungai. Entah bagaimana. bayi itu di dalam kotak. Saya sedang berimajinasi ya, bayi itu di dalam kotak sedang menari-nari tidak tahu dibawa sungai kemana tiba-tiba kotak itu masuk ke dalam istana. Sungai yang ada di pinggir istana. Waktu masuk ke istana, keluarga Firaun sedang mandi-mandi. Dipungutlah bayi itu oleh istri Firaun. Lihat. Semua ini seperti kebetulan padahal sesungguhnya ini adalah perencanaan.
Supaya bayi ini menjadi musuh bagi mereka dan menjadi sumber kesedihan. Sesungguhnya Fir’aun dan Hamam dan seluruh tentaranya benar-benar salah.
Begitu bayi ini dipungut istri Firaun ternyata ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu. Tidak pakai bertanya lagi kok bayi ini bisa ke sini ya? Logikanya tidak ada. Siapa yang membuat istri Fir’aun cinta pada bayi itu? Qurratu ‘aynin lii walak. Ini adalah sumber kegembiraanmu dan aku. Kenapa dia ga lapor Firaun, nih ada satu bayi lagi nih.
Tapi yang lebih penting adalah reaksi Firaun. Ketika istrinya berkata “Jangan bunuh dia. Karena bayi ini bisa bermanfaat bagi kita. Kita angkat menjadi anak.” Dan tiba-tiba Firaun dilembutkan hatinya. Tiba-tiba dia ingin tampil menjadi suami yang baik. Jadi usul istrinya diterima. Mungkin dia tidak cinta pada bayi itu tapi dia cinta pada istrinya. Raja bengis yang sudah membunuh ratusan ribu bayi.
Ini semua hanya tombol-tombol perasaan yang dipencet Allah SWT lalu semua berubah. Semua adalah takdir yang diciptakan Allah SWT. Tiba-tiba bayi Musa masuk daftar pengecualian. Padahal Musa tidak dicari. Ia menyerahkan dirinya pada orang yang ingin membunuhnya, sambil tersenyum.
Coba antum perhatikan ikhwah sekalian, ada dalam lingkaran istana, ibu Musa benar-benar cemas. Hatinya kosong, miris, takut, cemas. Hampir-hampir dia datang mengakui ini bayi saya. Tapi Kami kendalikan hatinya agar ia menjadi orang beriman. Lalu Kami ilhamkan ia mengutus saudara perempuan Musa. Kamu datang kepada mereka, sampaikan kepada mereka.
Dan kami haramkan seluruh susu wanita yang ada di istana yang cocok dengan bayi Nabi Musa. Maka berkatalah perempuan ini (saudara perempuan Nabi Musa), inginkah kalian kutunjukkan keluarga yang bisa menyusui bayi ini. Keluarga ini berkata, itulah yang kami cari-cari.
Jadi antum perhatikan. Tidak ada lagi yang bertanya atau berpkir kritis kenapa bayi ini bisa masuk istana. Semua larut dalam kasih sayang pada bayi ini dan cemas bayi ini tidak makan. Maka Kami kembalikan Musa pada ibunya. Begitu ibunya menyusui, Musa pun meminum air susu ibunya.
Kalau kita menyaksikan panorama pada hari itu, mungkin kita akan bilang, “Ih, Firaun PKS banget.” Coba antum perhatikan. Hanya ada satu tombol. Adakah lobi-lobi politik di situ? Tidak ada.
Sama dengan antum lihat kisah Nabi Yusuf yang sering saya ulangi. Mereka (saudara-saudara Nabi Yusuf) memutuskan membunuh nabi Yusuf tapi satu orang di antara mereka mengatakan jangan kita bunuh, buang saja ke tempat yang jauh. Nanti ada musafir yang lewat biar dia diambil. Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya mengatakan satu orang yang berkata itu adalah saudara tertua. Kelihatannya Ketua Majelis. Jangan bunuh.
Jadi antum perhatikan ikhwah sekalian, siapa yang merubah ide mereka dari bunuh menjadi buang. Bunuh, buang, bunuh, buang. Ini kan sama dengan keluar, tidak, keluar, tidak.
Begitu diswitch idenya dari bunuh menjadi buang, jarum sejarah berubah, arah sejarah berubah. Mereka pikir begitu Yusuf dibuang ke sumur, riwayat selesai. Mereka tunjukkan baju Yusuf kepada ayahnya, Yusuf dimakan serigala, dikasih darah sedikit. Nih. Mereka pikir riwayat Yusuf selesai.
Di dalam sumur itu Allah SWT memberikan wahyu kepada Yusuf. Antum perhatikan. Wa awhayna ilayhi, kami wahyukan kepada Yusuf di dalam sumur itu – sama dengan tadi ibu musa wa aw hayna ilaa ummi muusa …
Nanti kamu akan ceritakan ulang apa yang telah terjadi ini dan mereka tidak sadar.
Saya tanya antum semuanya. Dimana yusuf menceritakan ulang peristiwa itu pada saudara-saudaranya? (audience scream out loud): ISTANA!! Dimana? ISTANA! Coba ulangi sedikit? ISTANA! Yang besar.. ISTANA!!! Dimana? ISTANA! Dimana? ISTANA!!!
Mudah-mudahan kita akan menceritakan hal yang sama di tempat yang sama [takbir, big applause].
Jadi ikhwah sekalian. Orang pikir itu peristiwa, riwayat Yusuf selesai. Begitu dibuang ke sumur, saudara-saudaranya pulang, ada musafir lewat. Begitu dia mau ambil air, yang keluar anak muda. Dan mereka pikir mereka tidak perlu anak muda ini. Akhirnya dibawa ke kota untuk dijual. Tahu-tahu yang beli orang istana. Masuklah dia ke dalam istana.
Jadi alam raya ini dikendalikan Allah SWT. Oleh karena itu Allah katakan di akhir Surat Yaasin, dan saya minta seluruh kader banyak-banyak membaca surat Al Baqarah, Yaasin, Ash-Shofat, Al Waaqiah, Al Mulk, Al Ikhlas dan al mauizhatayn.
Bagaimana akhir dari Surat Yaasin? Innamaa amruhu idzaa araada syay-an an yaquula lahu kun fayakuun. Fasubhaanlladzii biyadihi malakuutu kulli syay-in wa-ilayhi turja’uun. Kelihatannya antum rajin baca ini surat. Kira-kira berapa hari Nabi Yusuf dalam sumur itu. Yang ini pulang, yang itu datang. Ini kan masalah jadwal. Dan jadwalnya ada di Allah SWT. Dan sebuah sejarah selesai.
Ini dikisahkan untuk menunjukkan kepada kita semua peristiwa sejarah ini ada dalam genggaman Allah SWT. Karena itu ikhwah sekalian, begitu kita menghadapi tantangan yang besar seperti sekarang ini kita persepsi dulu ini semua dalam kehendak Allah SWT.
Dan kedua, kita hanya disuruh Allah SWT untuk mengembalikan serangan bukan kepada musuh tapi kepada Allah SWT. Nah, kita tidur kan. Kita rehat.
Kalau kita mengembalikan kepada Allah SWT, itu jugalah yang menjelaskan mengapa dalam Islam itu Allah mengatakan idfa’ billati hiya ahsan. Balaslah sesuatu dengan sesuatu yang lebih baik. Kita tahu orang ini berkonspirasi kepada kita. Nanti kita berkuasa apakah kita akan balas dendam kepada mereka? [TIDAAK!}
Kita ini adalah pembawa api cinta dalam kehidupan manusia.
Kita tidak lawan itu karena kita juga cinta pada orang-orang yang melakukan konspirasi itu kepada kita. Nanti suatu waktu kita berkuasa kita tidak akan membalas orang-orang yang sudah melakukan konspirasi itu kepada kita.
Kita hanya akan bercerita seperti Nabi Yusuf bercerita kepada saudara-saudaranya. Hanya cerita-cerita. Tidak ada balas dendam. Hanya cerita buat memori. Iya kan? Supaya semua orang tahu bahwa kita ini sekali lagi adalah pembawa api cinta dalam kehidupan manusia.
Dakwah ini ikhwah sekalian, adalah cinta. Kita datang untuk menyelamatkan orang. Kita datang untuk membawa orang ke jalan kebenaran. Boleh jadi orang menyerang kita karena tidak memahami siapa kita. Dan karena itu perlu waktu bagi mereka untuk memahami.
Bahkan ketika Nabi Yusuf melakukan siasat kepada saudara-saudaranya memasukkan timbangan ke dalam karung. Ia sedang membuat permainan cinta. Dimasukkan supaya kamu balik lagi membawa saudaranya yang bernama Benyamin. Begitulah Yusuf memulai sebuah cerita. Setelah itu bapaknya disuruh datang. Setelah itu barulah ia cerita semuanya.
Siasat Yusuf itu adalah siasat cinta. Politik Yusuf juga adalah politik cinta. Ia tidak mau menyusahkan saudaranya. Ia membuat politik menjadi sebuah game. Sebuah permainan yang lucu, yang menarik.
Ia katakan. Saya bersyukur kepadaMu yang telah mempertemukan aku dengan saudara-saudaraku ini setelah Engkau Ya Allah mencabut apa-apa yang telah dilakukan syaitan, yang telah mempertengkarkan aku dengan saudara-saudaraku ini.
Tapi antum perhatikan, dalam ayat itu Yusuf akhirnya mengatakan. Inna Robbi lathiifun liman ya syaa. Sesungguhnya Tuhanku jika ada maunya Dia mencapainya dengan cara yang sangat lembut. Tuhan kalau ada maunya, ia memberlakukan takdirnya dengan cara yang sangat halus. Orang tidak tahu. Dan kita tidak tahu apa yang kehendak Allah semuanya selain dari apa yang kita percaya bahwa amal iman itu Allah takdirkan untuk terus bertumbuh.
Dan boleh jadi Allah SWT memberikan kita musibah ini hanya untuk menguatkan kita dan memicu kita untuk terbang lebih tinggi insyaallah.
***
Nah, ikhwah sekalian,
Kalau kita sudah tahu cara menghadapi tantangan dari luar tadi, maka kita harus siap menghadapi tantangan kedua yaitu tantangan dari pemilih. Pemilih ini ikhwah sekalian, selama 3 tahun terakhir dan saya kira bahkan selama 15 tahun terakhir selama masa reformasi menyaksikan politik yang gaduh. Penuh dengan konflik dan tidak menarik.
Tadi malam saya ngobrol dengan anak-anak muda Slankers sama komunitas mobil, ya. Vespa dst. Saya tanya beberapa orang di antara mereka itu. Apa yang Anda rasakan kalau Anda menonton debat-debat di tivi itu? Dia bilang “Bingung. Ga tau apa itu.”
Jadi orang-orang ini tiap hari menonton peristiwa-peristiwa di tivi yang membuat mereka semakin benci kepada politik. Tidak suka kepada partai politik. Dan tidak suka juga kepada politisi. Tidak percaya kepada semua. Alah, semua sama saja. Termasuk PKS. Sama saja! Ternyata semua suka uang. Suka wanita.
Dan ikhwah sekalian, ini ada gelombang ketidakpercayaan terhadap partai-partai politik. Inilah yang disebut deparpolisasi. Saya men-trace, mengikuti semua survei yang ada, jika boleh mengambil kesimpulan, angka undecided, orang yang belum memilih lebih dari 30%.
Tapi angka orang yang sudah memilih dan masih akan berubah lebih dari 50% daripada yang sudah memilih. Artinya, total orang yang belum punya piihan yang fix bisa 60—70%. Orang-orang tidak percaya kepada partai politik. Jadi nanti mereka akan memilih di akhir, kalau toh mereka mau.
Dan inilah tantangan kita sekarang ini ikhwah sekalian.
Sampai-sampai ada anekdot yang sering saya ceritakan juga berulang-ulang. Ada seorang gadis yang sudah menikah 3 kali tapi masih perawan. Suatu waktu dia konsultasi ke dokter.
Dokter bertanya bagaimana bisa tetap perawan. Suaminya yang pertama ternyata impoten sehingga malam pertama dan malam-malam selanjutnya tak terjadi apa-apa. Lalu kami bercerai. Suami kedua seorang gay. Seorang homoseks. Lebih suka laki-laki daripada perempuan. Jadi malam itu tidak terjadi apa-apa. Malam selanjutnya, malam selanjutnya tidak terjadi apa-apa. Akhirnya kami bercerai.
Suami kamu yang ketiga apa? Kata perempuan ini, suami saya yang ketiga politisi. Dokter bertanya, tidak impoten kan? Oh, tidak. Juga bukan gay kan? Bukan. Jadi tidak impoten, bukan gay, lalu apa masalahnya? Masalahnya adalah dia cuma janji-janji tapi tidak pernah datang. (LOL LOL).
Jadi itu anekdot yang dibuat orang betapa tidakpercayanya orang kepada politisi.
Nah, ikhwah sekalian, kalau orang tidak percaya kepada kata jangan bikin janji. Orang kita kasih janji dia tidak akan percaya. Iya kan? Jadi kita tidak perlu banyak janji-janji sekarang. Sekarang kalau orang tidak percaya pada kata-kata, kita masih punya sorot mata. Andalkan sorot mata.
Bagaimana caranya ikhwah sekalian? Caranya dengan silaturahim. Turunlah pada seluruh kelompok masyarakat tanpa kecuali. Jangan ada sekat antara antum dengan masyarakat ini. Turun dan temui mereka semuanya. Dan jangan antum pikir antum akan mudah menemui orang di mesjid. Di mesjid tidak banyak orang sekarang.
Dimana ada kerumunan, di situ antum datang. Di warung-warung kopi, di semua tempat orang berkumpul, datang. Temui mereka. Beri salam. Afsyus salaam. Tebarkan salam. Wa ath’imuth tho-am. Dan berikan makan. Nah ini maksudnya mentraktir. Jadi mentarktir orang itu tradisi Nabi. Itu tradisi Nabi kalau kita bawa ke dalam politik, insyaAllah top hasilnya.
Wasilul arham. Dan sambung tali silaturahim. Jadi saya bilang ke ikhwah-ikhwah di DPTW semalam, kantor antum sekarang bukan lagi DPW tapi rumah warga, warung-warung kopi, tempat orang ngumpul. Di situ kantor antum sekarang. Kantor DPW nanti buat logistik, menyiapkan bendera buat sebelum dipasang.
Tapi antum semuanya sekarang jangan ada di situ. Turun. Kantor saya sekarang juga bukan di DPP. Di jalanan. Semua. Dan saya bilang ikhwah sekalian, kita bikin peraturan, sejak saya jalan jangan ada naik kelas bisnis. Kita naik kelas ekonomi semuanya. Tanpa kecuali. Supaya kita bertemu dengan orang.
Pertama kali prahara ini terjadi saya katakan kepada ikhwah, ayo kita masuk ke bandara pake baju PKS. Jangan ke longue. Kita ke waiting room. Ga usah ngomong-ngomong. Kita diam saja berdiri begitu. Pelan-pelan orang berbisik. Itu PKS. Itu PKS. Lama-lama orang datang minta foto bareng. Nah.
Jadi ikhwah sekalian, kita perlu mencairkan politik ini menjadi sesuatu yang benar-benar punya rakyat. Sebenarnya masyarakat Sumatra secara umum, kemarin saya juga mengatakan ini mungkin khusus di Sumatra Utara, Sumatra Barat, kalangan masyarakat Sumatra bahwa pada dasarnya politik itu bukan di DPRD, bukan di kantor gubernur tapi di warung-warung kopi.
Dan politik itu sebenarnya apa sih? Itu kehidupan kita sehari-hari. Negara ini hanya sebuah organisasi sosialyang diperlukan oleh manusia untuk mengatur dirinya sendiri. Itu organisasi. Sama dengan rumah tangga, sama dengan yayasan, sama dengan sekolah, sama dengan perusahaan. Bedanya cuma skala. Skala negara lebih besar daripada organisasi rumahtangga, yayasan, sekolah, dan perusahaan. Itu saja.
Dan inti dari negara adalah manusia.
Jadi kalau orang di Jakarta buat keputusan menaikkan harga BBM, orang di daerah bisa bicara. Mereka bicara, mempertanyakan neraca rumah tangga mereka. Kalau BBM naik, ongkos angkot naik mereka masih bisa bayar ga? Kan itu yang dibicarakan orang. Itulah sebabnya kita harus turun dan mendengar dari masyarakat, ikhwah sekalian.
Dan di dalm survei saya menemukan hal yang aneh. Orang-orang di luar sana punya persepsi terhadap PKS ini sebagai partai yang tidak mau bergaul. Bahkan ada yang mengatakan ini islamnya beda. Saya ke lapangan, saya cek pantas juga orang mengatakan begitu.
Saya ke Demak, orang-orang mengatakan bahwa PKS tidak akan dapat suara salah satunya karena anti tahlil dan anti ziarah kubur. Jadi saya pergi ziarah ke makam Sunan Kalijaga juga ke Raden Patah. Waktu berkunjung ke sana saya diantar oleh DPD. Sekretaris DPD saya tanya, antum sudah pernah kesini ga sebelumnya? Belum pernah, Ustadz. Pantas orang bilang begitu.
Kita ini orang-orang soleh jam 9 malam sudah tidur. Tidak gaul. Setelah itu kita cuma bergaul dengan orang-orang masjid. Padahal coba antum perhatikan apa yang dilakukan Nabi-nabi seperti dalam Al Quran. Mereka makan, mereka minum. Apa lagi? Wa yamsyuna bil aswaq. Mereka juga jalan-jalan di pasar. Masalahnya PKS, kita ke pasar ga ada orang PKS di pasar. Iya kan? Nah, sekarang kita ingin semua tempat yang tidak ada kader PKS ini dipenuhi oleh kader PKS.
Di Election Update yang kemarin kita buat satu konsep yang disebut pacarita. Ini pake bahasa Makassar. yaitu tukang cerita. Story teller.
Jadi bentuklah tim sekarang ini, bikin daftar warung kopi tempat orang-orang kumpul. Bentuk tim, serbu tempat-tempat itu semuanya, bikin daftar ngopi dimana setiap hari, ngobrol dengan orang-orang di situ. Cerita-cerita. Cerita aja terus.
Nanti kalau sudah ada caleg. DCT sudah ditetapkan nanti, tukang cerita kerjanya memoles itu caleg. Dipoles-dipoles sampai mengkilap. Saya punya jago beda bos dengan yang lain, nih. Nah, begitu calegnya datang, orang sudah punya persepsi sebelumnya. Apalagi Lampung ini targetnya tumbuhnya 100%. Dari 2 kursi jadi 4 kursi. Dan yang kita pertaruhkan ini Ketua DPW. Ini tidak boleh gagal.
Jadi ikhwah sekalian. Ini yg harus kita lakukan. Turun. Dulu antum kenal yang namanya Babinsa, tentara yang ada di kampung-kampung itu. Nah sekarang bikin tim Babinsa itu. Kerjanya nongkrong-nongkrong dengan masyarakat. Malam-malam. Kalau orang pake sarung, pake sarung juga. Jangan pakaian yang beda dengan mereka. Tidak perlu pake baju PKS. Yang penting ada nomor 3-nya.
Jadi kalau orang pake sarung antum pake sarung. Mereka begadang, antum ikut begadang. Kali ini ikhwah sekalian, begadang ada perlunya. Begadang sekarang pekerjaan. Bukan untuk buang waktu tapi ini pekerjaan. Bawa teh panas, kopi Lampung, pisang goreng dst. Ngobrol dengan mereka. Ongkosnya murah kan? Datanglah. Bergaul sesama mereka.
Saya miris ikhwah sekalian, beberapa waktu yang lalu kita mengumpulkan tokoh ormas se-Jawa Barat. Rata-rata mereka punya satu protes diwakili satu orang. “Bapak Presiden PKS, saya mau menyampaikan satu kritik kepada PKS. Selama ini orang-orang tidak berani menyampaikan ini tapi saya mau menyampaikan mumpung Bapak ada di sini. PKS ini terlalu PKS sentris. Hanya mau bergaul dengan sesama orang PKS dan ga mau bergaul dengan yang lain. Pesantren saya tidak pernah dikunjungi orang-orang PKS.”
Saya bilang, semua yang anda katakan ini benar. Saya terima. Nanti saya bicarakan dengan teman-teman di sini. Saya tidak membela diri. Itu ada benarnya. Kita ini memang kurang gaul.
Gaulnya cuma sama orang baik-baik karena bergaul sama orang baik itu tidak banyak masalahnya. Iya kan? Apalagi kalo di masjid. Di masjid tidak ada kursi yang diperebutkan. Tafadhol, antum di depan. Damai.
Tapi ikhwah sekalian, kita mau merubah tradisi ini, harus merubah budaya ini. Kita harus menunjukkan kepada masyarakat PKS yang terbuka. PKS yang gaul. Karena islam yang kita bawa adalah islam yang penuh kedamaian, islam yang penuh toleransi. Islam yang terbuka, islam yang moderat. Itulah islam yang kita bawa. Islam yang seperti kata rasulullah afsyus salam, wa ath’ imuth thoam, wawasiul arham, washollu wannasu qiyam. Qiyamul lailnya nanti belakangan. Itu kan hadits gaul.
Tebarkan salam, traktir orang makan, sambung silaturahim. Orang islam itu harus gaul. Ini saja yang kita terapkan. Jadi tidak perlu ada teori. Kalau kita sewa tujuh konsultan politik, saya yakin kesimpulannya sama. Bilang pada PKS supaya lebih gaul lagi.
Orang perlu memandang bahwa kita ini bagian dari mereka dan kita penyambung lidah mereka. Itu yang seharusnya dirasakan orang tentang kita. Kita turun pada mereka dan saat turun, jangan suruh, jangan larang. Turun saja, gaul.
Tadi malam waktu kita ketemu dengan Slankers itu ada teman istri yang seorang pendeta. Romo Krisna. Kita bawa ikut juga ke sana. Saya katakan saya sedang mendorong semua kader PKS untuk bergaul dengan semua lapisan masyarakat tanpa kecuali.
Saya katakan juga bahwa saya pernah diundang Persatuan Gereja Indonesia untuk ceramah di depan para pendeta semuanya. Kemarin kita di London 2011 mengadakan suatu seminar oleh ikhwah di London yang temanya Dialog Peradaban. Tahun 2012 kita bikin lagi di Belanda, temanya sama. Juga tentang Dialog Peradaban.
Kita sedang mendorong keterbukaan seperti ini supaya kita mendorong bahwa walau kita berbeda agama namun kita bisa tetap hidup damai. Begitu pulang, Romo ini BBM, saya dukung 100% PKS yang seperti ini. Sebab memang yang seperti ini yang dinantikan oleh orang.
Ikhwah sekalian. Orang memandang antum semua sebagai kumpulan orang baik-baik. Cuma jauh dari mereka, begitu. Iya kan? Cuma jauh dari mereka. Pengakuan antum itu orang baik, insyaaLLah walau ada kasus ini, tidak akan berubah persepsi orang. Tidak akan berubah.
Penting juga bagi kita untuk tahu. Jika kita kirim 100 prajurit ke medan tempur, ada yang gugur 1 orang , lalu pulang 99, itu menang atau kalah? Menanglah. Kalau kita kirim 100, pulang 25. 75 tewas. Itu menang atau kalah? Kalah kalau begitu kan. Tapi kalau kita kirim 100, pulang 100, tidak ada luka tidak ada debu di wajahnya. Itu tidak sampai namanya kan? Dia tidak sampai ke sana.
Jadi ikhwah sekalian,
Kita ini turun bergaul dengan masyarakat otomatis kita kena debunya. Tidak mungkin tidak. Kita pergi perang, bunuh orang. Darah orang itu juga ciprat ke kita. Tapi itulah yang disebut Rasulullah SAW bahwa Allah lebih mencintai orang mukmin yang bergaul dengan masyarakat dan bersabar atas gangguan-gangguan mereka.
Daripada orang mukmin yang tidak bergaul dan tidak sabar dengan gangguan-gangguan orang itu. Antum turun, jadwal tidur terganggu. Orang ngomong kasar, antum terganggu. Antum turun orang merokok. Pasti terganggu. Banyak pasti gangguannya. Tapi sabar saja. Mudah-mudahan itu dicatat sebagai pahala bagi kita semuanya.
Insyaallah dengan cara seperti ini kita yakin kita akan memenangkan Pemilu 2014 yang akan datang. Insyaallah. Apalagi antum semuanya muda-muda, ganteng-ganteng, dst. Datang kepada orang dengan wajah yang segar seperti itu orang juga senang kok.
Orang melihat wajah soleh ada di sekitarnya, orang senang. Ini yang tadi disebut Ketua DPW, datang dan tebarkan aura cinta kepada orang-orang itu semuanya.
Nah ikhwah sekalian, kalo kita mau pemilu nanti kita tidak perlu menungggu hasil survei untuk meyakinkan diri kita apakah kita akan menang atau kalah. Kita bisa tahu apakah kita menang atau kalah dengan sering-sering meraba hati kita semuanya.
Coba antum pegang semua dada antum sekarang. Saya mau tanya. Pegang dadanya. Allah SWT menyebutkan kata sakinah di dalam Quran sebanyak 6 kali. Semua kata sakinah ini berhubungan dengan peperangan. Kalau ada sakinah sebelum peperangan itu artinya kita akan menang.
Sakinah itu artinya kemantapan hati.
Saya mau tanya antum semuanya. Pegang dadanya. Mantap ngga menang di 2014 yang akan datang? [MANTAP!] Di sini mantap? [MANTAP!] ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR!
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar