TAUJIH : Tujuan yang Jelas dan Kerja Keras… Jalan Menuju Kebangkitan
Segala
puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad saw dan
orang-orang yang mendukung risalahnya, selanjutnya…
Setiap insan yang cerdas akan senantiasa memiliki tujuan jelas yang ingin berusaha dicapai dan dirainya, memiliki misi besar yang ingin berusaha direalisasikannya dalam rangka meraih kebahagiaan yang diidamkannya; baik kebahagiaan di dunia atau kebahagiaan di akhirat, atau kebahagiaan pada keduanya
Setiap insan yang cerdas akan senantiasa memiliki tujuan jelas yang ingin berusaha dicapai dan dirainya, memiliki misi besar yang ingin berusaha direalisasikannya dalam rangka meraih kebahagiaan yang diidamkannya; baik kebahagiaan di dunia atau kebahagiaan di akhirat, atau kebahagiaan pada keduanya
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. (Al-Baqarah:148)
Dan
sesuatu yang sesuai bagi kemaslahatan individu tentunya akan sesuai pula bagi
kemaslahatan jamaah, bahkan bagi kemaslahatan umat secara keseluruhan. Karena
itulah, suatu jamaah tidak mungkin akan kokoh atau cerdas kecuali harus
memiliki misi yang mulia yang ingin berusaha diraihnya dan tujuan besar yang
ingin berusaha direalisasikan dan diwujudkan secara mudah, singkat dan terarah.
Rasulullah saw telah memberikan contoh yang menakjubkan bagaimana cara menentukan tujuan dan bekerja keras untuk meraih dan merealisasikannya, meskipun harus menanggung beban berat dan rasa letih, meskipun harus menghadapi banyak musuh dan sekutunya, meskipun ada usaha tipu daya dari para pembuat makar
Rasulullah saw telah memberikan contoh yang menakjubkan bagaimana cara menentukan tujuan dan bekerja keras untuk meraih dan merealisasikannya, meskipun harus menanggung beban berat dan rasa letih, meskipun harus menghadapi banyak musuh dan sekutunya, meskipun ada usaha tipu daya dari para pembuat makar
وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka
bersikap lunak (pula kepadamu)”. (Al-Qalam:9)
Maka
beliapun bersabda:
يا عمَّاه.. والله لو وضعوا الشمس في يميني والقمر في يساري على أن
أترك هذا الأمر ما تركته حتى يظهره الله أو أهلك دونه
“Wahai Pamanku… Demi Allah sekiranya mereka meletakkan matahari di
tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan perkara ini,
maka aku tidak akan meninggalkannya sempai Allah memenangkannya atau
menghancurkannya”.
Umat
Islam telah melewati -pada generasi awal- masa diatas manhaj yang lurus ini..
menyeru kepada Allah kepada petunjuk Allah yang hak, membimbing manusia dan
memberikan keteladanan kepada akhlak dan perilaku mulia, menyebarkan
nilai-nilai kebaikan, bersabar saat menghadapi berbagai cobaan dan siksaan,
menghadang berbagai rintangan dan konsisten pada kebenaran, kemudian melakukan
hijrah yang penuh berkah ke bumi yang indah dan sejahtera, adanya para pembela
(kaum Anshar) yang tulus, kemudian mendirikan daulah yang berada dalam naungan
petunjuk kebenaran dan keadilan, lalu mempertahankan agama yang mulia ini serta
menyebarkan risalah ke seantero alam…
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah”. (Ali Imran:110)
Di era
modern kita saat ini.. pada saat dakwah ikhwan mulai berusaha memberikan
bimbingan kepada umat dan membangunkannya kembali, mengembalikannya ke posisi
semula dan risalahnya, setelah mengalami kemunduran dan keterpurukan dalam
jangka waktu yang begitu panjang…
حدد الإمام البنا في (رسالة المؤتمر
السادس) غايتين لجماعته المباركة فقال: ”يعمل الإخوان المسلمون
لغايتين: غاية قريبة يبدو هدفها وتظهر ثمرتها من أول يوم ينضم فيه الفرد إلى
الجماعة، تبدأ بتطهير النفس وتقويم السلوك وإعداد الروح والعقل والجسم لجهاد طويل
(وَنَفْس وَمَا سَوَّاهَا ﴿ ٧﴾ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿8﴾ قَدْ
أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ﴿9 ﴾ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا ﴿ 10﴾
(الشمس)، وغاية بعيدة: لا بد فيها من توظيف الأحداث وانتظار الزمن وحسن
الإعداد وسبق التكوين، تشمل الإصلاح الشامل الكامل لكل شئون الحياة، وتتعاون عليه
قوى الأمة جميعها، وتتناول كل الأوضاع القائمة بالتغيير والتبديل لتحيا من جديد
الدولةُ المسلمة وشريعة القرآن.. (ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ
الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
﴿ 18 ﴾إِنَّهُمْ لَن يُغْنُوا عَنكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ
الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْض وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ ﴿
19﴾ (الجاثية).
Imam
Al-Banna dalam risalah al-muktamar ke enam menargetkan dua tujuan bagi jamaah
yang penuh berkah ini, beliau berkata: ”Ikhwanul Muslimin berusaha
mencapai dua target penting:
1. Target jangka pendek; yang tampak tujuannya dan jelas hasilya sejak awal bergabungnya setiap individu di dalamnya kepada jamaah, dimulai dengan target mensucikan dan membersihkan diri, meluruskan perilaku, menyiapkan ruh, jasad dan akal untuk berjihad yang panjang
1. Target jangka pendek; yang tampak tujuannya dan jelas hasilya sejak awal bergabungnya setiap individu di dalamnya kepada jamaah, dimulai dengan target mensucikan dan membersihkan diri, meluruskan perilaku, menyiapkan ruh, jasad dan akal untuk berjihad yang panjang
وَنَفْس وَمَا سَوَّاهَا . فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا
وَتَقْوَاهَا . قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
“Demi Jiwa yang diciptakan dengan sempurna, lalu diberikan ilham
yang jahat dan taqwa, sungguh beruntung bagi siapa yang berusaha mensucikannya.
dan sungguh merugi orang yang mengotorinya”. (As-Syams:7-10),
2. Dan tujuan
jangka panjang; yaitu
berusaha memfungsikan dan memanfaatkan berbagai kondisi dan menunggu suatu masa
yang tepat, yang tentunya terlebih melakukan persiapan dan pembentukan,
mencakup perbaikan yang konfrehensif dan integral ke dalam seluruh lini
kehidupan, bekerja sama dengan seluruh potensi yang dimiliki oleh umat, dan
mencakup seluruh kondisi yang terjadi berupa perubahan dan pergantian untuk
menghidupkan negara muslim dan syariat Al-Qur’an.
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الأمْرِ
فَاتَّبِعْهَا وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ . إِنَّهُمْ
لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ .
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka
sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah.
dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong
bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa”. (Al-Jatsiyah:18-19)
Imam
Al-Banna telah menetapkan misi besar dan agung tersebut dengan beberapa tujuan
periodik dan sarana yang terperinci… diawali dengan tujuan melakukan perbaikan
bagi setiap individu, kemudian membangun keluarga, lalu masyarakat, kemudian
pemerintah lalu khilafah yang penuh berkah lalu menjadi pemimpin dunia..
pemimpin yang membawa hidayah, pemberi arahan, kebenaran dan keadilan.
ولقد حدد الإمام البنا لتلك الغاية العظمى أهدافًا
مرحلية ووسائل تفصيلية.. تبدأ بإصلاح الفرد ثم بناء الأسرة ثم إقامة المجتمع
ثم الحكومة فالخلافة الراشدة فأستاذية العالم.. أستاذية الهداية والرشاد
والحق والعدل. وبين أن هذه الغايات والأهداف تحتاج بعد تحديدها ووضوحها إلى
جِديَّة في التنفيذ، وإصرار على الإنجاز، وتدرج فى الخطوات، واستمرار فى العمل،
وضم الصفوف بالإقناع لا بالإجبار، وبالحب لا بالجبروت (فَذَكِرْ إِنَّمَا أَنتَ
مُذَكِرٌ ﴿ ١8 ﴾لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِر ﴿ 19﴾ (الغاشية)، (وَمَا أَنتَ
عَلَيْهِم بِجَبَّار فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ ﴿ 45﴾
(ق)، ثم الثبات على الطريق مهما اعترضته من عقبات وشدائد أو مكائد ومؤامرات،
Dan
beliau juga menjelaskan bawa tujuan dan misi ini, meskipun telah ditetapkan
targetnya dan penjelasannya, tetap membutuhkan adanya kesungguhan dalam
mengeksekusinya, membutuhkan kerja keras untuk mencapainya, langkah-langkah
bertahap, kerja yang berkesinambungan dan kontinyu, kesatuan barisan dengan
penuh kepuasan bukan pemaksaan, dengan cinta bukan kekerasan.
فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ. لَسْتَ عَلَيْهِمْ
بِمُصَيْطِرٍ
“Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya
kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa
atas mereka”. (Al-Ghasyiah:21-22)
وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ
يَخَافُ وَعِيدِ
“Dan kamu
sekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah
dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku”. (Qaaf:45)
Kemudian
tsabat di jalan dakwah sekalipun harus menghadapai berbagai rintangan dan
cobaan, siksaan, tipu daya dan konspirasi. dalam risalah yang sama beliau juga
berkata:
إن تكوين الأمم وتربية الشعوب وتحقيق الآمال
ومناصرة المبادئ تحتاج من الأمة التي تحاول هذا، أو من الفئة التي تدعو إليه على
الأقل إلى قوة نفسية عظيمة تتمثل فى عدة أمور: إرادة قوية لا يتطرق إليها
ضعف، ووفاءٍ ثابت لا يعدو عليه تلون ولا غدر، وتضحية عزيزة لا يحول دونها طمعٌ ولا
بخل، ومعرفةٍ بالمبدأ وإيمان به وتقدير له، يعصم من الخطأ فيه والانحراف عنه
والمساومة عليه والخديعة بغيره
“Bahwa
pembentukan umat dan pembinaan bangsa, mewujudkan impian dan cita-cita serta
mempertahankan prinsip-prinsip sangat membutuhkan dari umat yang memiliki
kecendrungan perkara ini atau kelompok yang menyeru kepadanya minimal kekuatan
jiwa yang kokoh berupa hal-hal berikut:
- Keinginan yang kuat yang tidak pernah terbetik sedikitpun perasaan lemah,
- Pemenuhan janji yang kokoh yang tidak pernah sedikitpun ternodai oleh kontaminasi muslihat dan tipu daya, dan pengorbanan yang besar yang sedikitpun tidak pernah berubah karena ketamakan dan kekikiran. Mengenal dan memahami prinsip dan keimanan kepadanya dan penghargaan untuknya, sehingga hatinya terlindungi dari kekeliruan, penyimpangan, konspirasi dan tipu muslihat dengan yang lainnya”.
Dan dalam berbagai revolusi kita yang penuh berkah – dimusim semi arab ini- keinginan yang kuat umat revolusioner terhadap target dan tujuan yang telah ditetapkan dan jelas adanya nyata, menyatu dan tidak pernah surut sedikipun, sehingga inilah yang menjadi sebab utama dalam mewujudkan jatuh dan turunnya rezim diktator dan pemerintah yang zhalim, mengubahnya menjadi kondisi bersih dari berbagai sistem yang rusak yang telah mengakar di negeri kita ini, sehingga membuat berbagai kerusakan dan kemunduran, perampasan berbagai sumber daya alam, terhalang kemajuannya dan tentunya kita saat ini sudah mendekati era dalam rangka mewujudkan target besar yaitu menegakkan sistem dan pemerintahan yang adil dan penuh dengan petunjuk kepada seluruh lembaga-lembaganya.
Meskipun para penentang dan pembangkang mencoba – sengaja atau tidak sengaja – meletakkan berbagai macam rintangan dan hambatan atau membuat umat sibuk dengan pertempuran internal; dengan berbagai klaim glamor tapi palsu, merobek (memecah belah) barisan umat dan tenggelam dalam berbagai perdebatan yang tak berguna, yang mana Nabi saw telah memperingatkan perkara tersebut:
- Keinginan yang kuat yang tidak pernah terbetik sedikitpun perasaan lemah,
- Pemenuhan janji yang kokoh yang tidak pernah sedikitpun ternodai oleh kontaminasi muslihat dan tipu daya, dan pengorbanan yang besar yang sedikitpun tidak pernah berubah karena ketamakan dan kekikiran. Mengenal dan memahami prinsip dan keimanan kepadanya dan penghargaan untuknya, sehingga hatinya terlindungi dari kekeliruan, penyimpangan, konspirasi dan tipu muslihat dengan yang lainnya”.
Dan dalam berbagai revolusi kita yang penuh berkah – dimusim semi arab ini- keinginan yang kuat umat revolusioner terhadap target dan tujuan yang telah ditetapkan dan jelas adanya nyata, menyatu dan tidak pernah surut sedikipun, sehingga inilah yang menjadi sebab utama dalam mewujudkan jatuh dan turunnya rezim diktator dan pemerintah yang zhalim, mengubahnya menjadi kondisi bersih dari berbagai sistem yang rusak yang telah mengakar di negeri kita ini, sehingga membuat berbagai kerusakan dan kemunduran, perampasan berbagai sumber daya alam, terhalang kemajuannya dan tentunya kita saat ini sudah mendekati era dalam rangka mewujudkan target besar yaitu menegakkan sistem dan pemerintahan yang adil dan penuh dengan petunjuk kepada seluruh lembaga-lembaganya.
Meskipun para penentang dan pembangkang mencoba – sengaja atau tidak sengaja – meletakkan berbagai macam rintangan dan hambatan atau membuat umat sibuk dengan pertempuran internal; dengan berbagai klaim glamor tapi palsu, merobek (memecah belah) barisan umat dan tenggelam dalam berbagai perdebatan yang tak berguna, yang mana Nabi saw telah memperingatkan perkara tersebut:
مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ
إِلَّا أُوتُوا الْجَدَلَ
“Tidaklah suatu kaum tersesat setelah diberikan hidayah dan petunjuk
kepadanya kecuali karena perdebatan yang tidak berguna” ,
Bahkan
permasalahannya telah sampai pada tahapan pertempuran dan konfrontasi yang
beragam, bahkan hingga pada kepada terjadinya pertumpahan darah dari
orang yang tidak bersalah dan bersih dari dosa, semua ini mengganggu
sebuah perjalanan dakwah dan mengaborsi revolusi dan membuat kita sibuk dari
tujuan utama dan target yang ditetapkan, namun berkat karunia Allah SWT -dan
keberkahan dari syura- kita mampu melewatinya dan tetap bekerja keras di atasnya
untuk mencapai tujuan umat.
Bahwa diantara tujuan sebuah revolusi, yang bercita-cita untuk membentuk kekuatan umat dengan sejuta ragam permasalahan di Dewan Perwakilan Rakyat mewakili umat dengan perwakilan yang hakiki dan jujur, dimulai dari tahap pembentukan lembaga negara dan pemerintahan yang baik .. Negara kebebasan dan kesetaraan, membuat aturan tentang hak dan keadilan, dengan partisipasi dari semua kekuatan politik dan strata sosial.
Semua yang direkomendasikan untuk diri kita dan saudara-saudara kita dan mitra kami di negeri ini .. Janganlah kita sibuk dengan pertempuran atau polemik internal, atau ditarik ke dalam labirin jalan yang dibuat-buat dan direncanakan oleh musuh-musuh sehingga lupa melakukan perhatian terhadap agenda Besar dan tujuan mulia
Bahwa diantara tujuan sebuah revolusi, yang bercita-cita untuk membentuk kekuatan umat dengan sejuta ragam permasalahan di Dewan Perwakilan Rakyat mewakili umat dengan perwakilan yang hakiki dan jujur, dimulai dari tahap pembentukan lembaga negara dan pemerintahan yang baik .. Negara kebebasan dan kesetaraan, membuat aturan tentang hak dan keadilan, dengan partisipasi dari semua kekuatan politik dan strata sosial.
Semua yang direkomendasikan untuk diri kita dan saudara-saudara kita dan mitra kami di negeri ini .. Janganlah kita sibuk dengan pertempuran atau polemik internal, atau ditarik ke dalam labirin jalan yang dibuat-buat dan direncanakan oleh musuh-musuh sehingga lupa melakukan perhatian terhadap agenda Besar dan tujuan mulia
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah
jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. (Al-An’am:153)
Dan
kitapun harus berhati-hati terhadap berbagai usaha yang ingin memecah belah
umat ke arah yang berbeda dan saling berbenturan, bahkan kepada usaha
untuk memecah belah barisan yang satu; kepada para pemuda, orang-orang tua,
laki-laki dan wanita, umat Islam dan Kristen, mazhab dan sekte-sekte; kita
membutuhkan kepada semua energi dan potensi umat dan pengalaman-pengalamannya,
kita membutuhkan semangat para pemuda dan kekuatan yang dimilikinya, kita
membutuhkan kebijaksanaan para orang tua dan pengalaman mereka dalam jihad yang
telah mereka lakukan, yang menyatukan mereka semua dalam suasana cinta sejati,
ketulusan, kepercayaan dan tujuan bersama.
ولنستمع إلى إمامنا الشهيد في خطابه للمخلصين العاملين من الشباب
والشيوخ: “ألجموا نزوات العواطف بنظرات العقول، وأنيروا أشعة العقول بلهب العواطف،
وألزموا الخيال صدق الحقيقة والواقع، واكتشفوا الحقائق في أضواء الخيال الزاهية
البرَّاقة، ولا تميلو كل الميل فتذروها كالمُعَلَّقة، ولا تصادموا نواميس الكون
فإنها غلاّبة، ولكن غالبوها واستخدموها وحولوا تيارها، واستعينوا ببعضها على بعض”.
Marilah
kita simak ucapan Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam sambutannya dihadapan para
aktivis yang ikhlas dari kalangan orang tua dan muda: ”Marilah kita
membungkam keinginan emosi dengan tatapan akal yang jernih, marilah kita sinari
pikiran dengan tetupan emosi yang berapi-api, berkomitmenlah dengan
impian dalam bentuk yang nyata dan realitas, marilah kita temukan fakta-fakta
yang ada dalam imajinasi yang cerah dan cemerlang, janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada apa yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain
terkatung-katung, dan jangan melakukan bentrokan dengan hukum alam karena pasti
dia yang akan memenangkannya namun berusahalah untuk mengendalikannya,
memanfaatkannya dan menyetir haluan dan arusnya, dan berusahalah untuk saling
memberikan bantuan satu sama lain. ”
Karena itu selamat bekerja dan berjuang dengan gigih dalam rangka menyatukan barisan dan mewujukan tujuan yang jelas, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT dan bertawakkal kepada-Nya
Karena itu selamat bekerja dan berjuang dengan gigih dalam rangka menyatukan barisan dan mewujukan tujuan yang jelas, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT dan bertawakkal kepada-Nya
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu”. (At-Thalaq:3)
Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga
dan para sahabatnya.
Allah Maha Besar dan Segala puji hanya milik Allah semata.
Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi’