Lathifah M. MA.
Sesungguhnya Kami menjaga [memelihara] kamu daripada [kejahatan] orang-orang yang memperolok-olokkan [kamu] (QS. AL HIJR : 94)
Innalillahi wa inna ilaihi Rajiun. Begitulah islam mengajarkan kepada kita ketika kita menghadapi sebuah musibah. Musibah apa saja, baik kaitannya dengan diri kita, keluarga kita, ataupun musibah yang sedang dihadapi oleh ummat kita, ummat Islam. Ucapan yang pada hakikatnya mengembalikan secara total urusan kita kepada Allah.
[Yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157). Al Baqarah.
Salah satu musibah yang sedang dihadapi oleh ummat islam saat ini yaitu musibah penghinaan kepada salah satu symbol kaum Muslimin. Pelecehan kepada nabi mereka. Peghinaan ini tentunya tidak ada maksud lain, kecuali bahwa secara sengaja mereka menghina syariat Islam. Dimana Nabi Muhammad sebagai symbol Islam, sebagai sang pembawa risalah Islam, disudutkan dari berbagai arah. Masih ingat dibenak kita, beberapa tahun lalu tentang karikatur yg digambar oleh seorang Danish, kini kaum muslimin kembali dikejutkan dan dibuat marah oleh sebuah film berdurasi dua jam yang dengan sangat teganya menampilkan sosok Muhammad jauh dari ajaran yang dibawa. Marah, bergejolak, bahkan demo di mana2. Gerakan anarki yg membersamai demo juga terjadi di berbagai Negara yang puncaknya melibatkan pembunuhan seorang duta besar US di sebuah Negara. Inna lillahi wa inna ilaihi Rajiun.
Jika kita menelaah sejarah para Rasul yang berujung kepada sejarah penghulu para Nabi, kita lihat bahwa hampir semua mendapatkan musibah dalam dakwahnya. Semuanya mendapatkan hinaan, pelecehan, bahkan juga penyiksaan oleh kaumnya. Bedanya para Rasul itu dengan penghulu para Nabi ini, bahwa penghinaan yang ditujukan untuk mereka selesai dengan wafatnya mereka. Tapi tidak dengan penghulu para Nabi, Muhammad nan agung. Walaupun sudah 1400 tahun lalu beliau telah wafat, tapi dari masa ke masa, penghinaan dan pelecehan kepadanya masih terus dan akan terus digencarkan oleh mereka yang tidak suka dengan Islam, mereka yang ingin memfitnah dan mangadu domba serta ingin membuat kerusakan dalam ummat Islam, mereka yang di hatinya terdapat kedengkian yang dalam terhadap ummat Islam.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk [yang benar]". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (120)
Tetapi semua usaha mereka tidak akan bisa mempengaruhi kaum muslimin, kecuali menambah keyakinannya dan kecintaannya terhadap agama Islam. Justru karena inilah, Islam semakin dikenal semakin menjadi bahan perbincangan yang berbuntut pada pertambahan jumlah orang2 yg masuk Islam. Allahu Akbar !
Allah menjaga RasulNya
Dalam beberapa tempat di Al Qur’an, Allah menegaskan bahwa Allah lah yang akan menjaga RasulNya.
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan [kepadamu] dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (94) Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada [kejahatan] orang-orang yang memperolok-olokkan [kamu], (95) [yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui [akibat-akibatnya]. (96)
- 2. Surat Al Baqarah : 137
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan [dengan kamu]. Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (137)
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan [apa yang diperintahkan itu, berarti] kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari [gangguan] manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (67)
Janji Allah kepada RasulNya, bahwa Dialah yang akan menjaga Rasul dari semua penghinaan dan cacian yang ditujukan padanya, entah melalui adzab di dunia sebelum mereka menjemput adzab di akhirat ataupun jika selamat dari adzab dunia, tentu tak luput dari adzab akhirat. “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya Allah akan mela’natinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. (A Baqarah : 57)
Dalam riwayat Bukhori Muslim, Abdullah bin Mas’ud bercerita bahwa suatu ketika Rasul sedang sholat di sebelah ka’bah, salah seorang Kafir Quraisy mengumumkan siapa yang berani membawa kotoran2 hewan untuk dibawa dan diletakkan di atas punggung Rasul ketika sujud. Dan betul, salah seorang mereka melakukannya hingga yang lainpun mentertawakan kejadian tsb. Hingga ada seorang yang mengadu kepada Fatimah yang masih seorang gadis kecil, Fatimah lalu datang dengan penuh amarah, membersihkan punggung ayahanda yang masih dalam kondisi sujud sembari kembali marah-marah dan memperolok mereka. Hingga Rasul selesai sholat, beliau lalu berdoa :
اللهم عليك بقريش، اللهم عليك بقريش، اللهم عليك بقريش
اللهم عليك بعمرو بن هشام، وعتبة بن ربيعة، وشيبة بن ربيعة، والوليد بن عتبة، وأمية بن خلف، وعقبة بن أبي معيط،وعمارة بن الوليد
ya Allah, kuserahkan padaMu urusan kaum Quraisy, 3x. ya Allah, hanya kepadamu urusan Amr bin Hisyam, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabiah, Walid bin Uthbah, Umayyah bin Kholaf, Uqbah bin Abi Mu’ith, dan Imarah bin Walid.
“Demi Allah”, demikian lanjut Ibnu Mas’ud yang meriwayatkan hadits ini. “saya sungguh melihat mereka telah sekarat pada perang badar, dan ditarik menuju sumur Badar”.
Masih dalam riwayat Bukhori Muslim, kisah Hijrah Rasul ke Madinah ketika Rasulullah dan Abu Bakar dengan selamat keluar dari Makkah menuju Madinah, juga kisahnya ketika dalam perjalanan bertemu dengan Suraqah bin Malik yang memang ingin membunuhnya, tetapi Allah menjaga Rasulnya. Suraqah yang berniat membunuh, tetapi jauh dari berhasli, malah ia kembali ke Makkah dan menjadi salah seorang yang membela Rasul dalam hijrahnya.
Kita ingat pula bagaimana dua orang Raja dengan sikap yang berbeda. Kisra, Raja Persia, ketika datang kepadanya seorang duta dari Rasulullah mengirimkan kepadanya sebuah surat yang isinya ayat2 Allah, tapi ia tak mau menerima bahkan ia langsung merobek2nya. Bagaimana nasib kerjaannya setelah itu ?. bandingkan dengan Kaisar Romawi yang mengagungkan surat dari Rasulullah, walaupun ia tidak menerima dakwah islam, tetapi surat Rasul ia agungkan, ia simpan di kaca dengan rapi, Allah pun menjaga kerajaannya dari keruntuhan.
Dan masih banyak lagi kisah2 tentang penjagaan Allah terhadap RasulNya. Ummat Islam harus yakin tentang ini. Sekali lagi, bahwa Allah akan senantiasa menjaga RasulNya.
Hikmah dari Musibah
Dalam tiap musibah, selalu ada hikmahnya, sama dengan musibah yang sedang dialami oleh kaum Muslimin. Sebagai seorang muslim yang yakin bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah.
- 1. Diberitakan bahwa kejadian ini menjadikan Nabi Muhammad dan Islam semakin terkenal, mereka yang tidak kenal menjadi penasaran dan belajar lebih jauh hingga akhirnya banyak yang memeluk Islam.
- 2. Menyadarkan kaum muslimin untuk bersatu padu dalam barisan yang teratur membela Rasulullah dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam.
- 3. Menambah keyakinan di dada kaum muslimin bahwa Rasulullah adalah utusan Allah, menambah keimanan terhadapnya, dan lebih mencintainya.
Sikap Kaum Muslimin
Nah bagaimana dengan kita ?. Apa yang sebaiknya kita lakukan terkait kejadian ini?. Kecintaan kepada Nabi adalah kewajiban Islami. Kecintaan kepada Nabi mutlak perlu pembuktian. Ia tidaklah ocehan dalam lisan semata, tidak pula ia hanya sekedar orasi di atas panggung, pun tidaklah sekedar ekspresi pena di atas kertas.
Ada banyak cara yang bisa lakukan untuk membela Nabi Muhammad, setidaknya ada beberapa level: level individu, level keluarga dan masyarakat, level Ummat serta para Dai dan ulama’. Tetapi penekanan kali ini hanya pada dua level pertama saja.
Level Individu :
- 1. Bertafakkur tentang mukjizat Rasul, yang menunjukkan secara pasti bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Mukjizat yang dibawanya membuktikan bahwa ia adalah Rasul dari Tuhan alam semesta.
- 2. Belajar tentang ayat2 dan hadits2 terkait perintah ketaatan kepada Allah dan RasulNya, perintah untuk mengikutinya.
- 3. Merasakan rasa cinta kepadanya, juga merasakan rasa cinta Rasul kepada ummatnya. Merasakan kerinduan ingin bertemu dengannya. Mengakui segala keutamaannya atas ummatnya, mengakui bahwa ia adalah manusia agung yang disempurnakan akhlaqnya oleh Allah.
- 4. Menisbatkan segala kebaikan kepada Rasul setelah dinisbatkan kepada Allah. Bahwa karena Rasulullah kita dapat menikmati islam.
- 5. Mencintainya dan membelanya sesuai dengan kemampuan, membelanya dengan hal2 yang dibolehkan oleh syariat.
- 6. Beriltizam dengan sunnah2nya, selalu bershalawat jika disebut namanya.
- 7. Belajar tentang sirahnya, tentang akhlaqnya untuk djadikan qudwah dan teladan dalam kehidupan sehari2.
- 8. Waspada dan tidak mencemooh sunnahnya dan ajaran yang dibawanya.
Level Keluarga dan Masyarakat :
- 1. Mendidik anak2 untuk cinta kepada Nabi.
- 2. Mengenalkan kepada anak2 tentang Nabi.
- 3. Memberikan teladan kepada mereka yang bersumberkan teladan Rasul.
- 4. Mengajarkan sunnah2nya, doa2 harian kepada mereka.
- 5. Menghidupkan sunnah2nya dalam kehidupan sehari2.
- 6. Mengajarkan tentang hadits2 Nabi.
- 7. Mendidik mereka akhlaq nabawi.
- 8. Menyemangati mereka untuk mau menyimpan sebagian uang saku untuk digunakan praktek akhlaq Nabi : memberi makan, memberi shodaqah kepada faqir, dll.
MUHASABAH DIRI
- 1. Apakah dinamakan cinta kepada Nabi jika ternyata hanya satu dua baris saja yang bisa kita ceritakan tentangnya ?
- 2. Apakah dinamakan cinta, jika masih banyak perbuatan dan ucapan kita jika Rasul melihatnya ia akan marah ?
- 3. Apakah dinamakan cinta, jika msh ada di hati kita tertawa atas orang2 yang mengamalkan sunnah dan ajarannya ?
- 4. Apakah dinamakan cinta, jika ternyata jauh dari sunnah2nya ?
- 5. Jika mengaku cinta, sudahkah kita cinta apa yang dicintainya ? sudahkah kita membenci apa yang dibencinya ?
- 6. Jika mengaku cinta, sudahkan kita bersalawat untuknya jika disebut namanya ?
- 7. Jika mengaku cinta, pernahkah kita berdoa kepada Allah semoga kita dapat bertemu dengannya di surge nanti dengan karunia Allah ?
- 8. Jika mengaku cinta, sudahkan kita berdiri dengan bangga sebagai seorang muslim yang menjalankan syariatnya ?
Ya Allah, Kami memohon kepadamu cintaMu, cinta orang2 yang mencintaiMu, cinta kepada amalan2 yang dapat mendekatkan kami kepada cintamu.